Ilmuwan Membuat “Bakso Mamut” Prasejarah, Apakah Layak Dimakan?

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 31 Maret 2023 | 09:00 WIB
Sebuah perusahaan daging yang tumbuh di laboratorium Australia telah menciptakan 'bakso mammoth' yang dibuat menggunakan DNA mammoth. (studioaico/ Wunderman Thompson)

Profesor Wolvetang mengatakan kepada The Guardian bahwa proses pembuatan bakso mamut ini selesai dalam beberapa minggu.

Namun, dia memperingatkan bahwa karena daging itu disatukan dengan sangat cepat, "kita tidak tahu bagaimana sistem kekebalan tubuh kita akan bereaksi" jika daging itu dimakan oleh manusia.

Tim ini sebenarnya bertujuan untuk memperkenalkan kembali daging dodo. Menurut perkiraan tahun 2003 yang diterbitkan di Nature, burung yang tidak bisa terbang ini punah pada akhir abad ke-17. 

Namun karena tidak memiliki DNA dodo, tim tersebut membatalkan upaya ini, dan ide untuk membuat "bakso mamut" datang dari Bas Korsten, dari agensi kreatif Wunderman Thompson.

Bakso Raksasa Mamut: Pelajaran Nyata Senilai Miliaran Dolar?

Menurut Vow, tujuan utama perusahaan adalah "untuk menunjukkan potensi daging yang tumbuh dari sel sebagai alternatif terhadap pemotongan hewan." Selain itu, Vow mengaitkan pemanasan global dengan produksi ternak dalam skala besar. 

Perusahaan menjelaskan bahwa mereka memilih "daging mamut," meskipun sebenarnya bukan daging mamut, karena mamut "adalah simbol dari kerugian keanekaragaman hayati dan simbol dari perubahan iklim."

Internet penuh dengan ilmuwan yang mengklaim "daging tanpa pemotongan," atau konsumsi daging yang dibuat di laboratorium adalah hal yang tak terhindarkan, karena daging yang dibudidayakan menggunakan lebih sedikit air dan tanah daripada ternak. Daging yang dibuat di laboratorium juga tidak menghasilkan emisi metana.

Namun, stereotip ini semakin banyak dipertanyakan oleh para peneliti yang skeptis. "Judul yang mencolok telah lama menutupi kebenaran yang merepotkan tentang biologi dan ekonomi," menurut sebuah artikel tahun 2021 di The Counter.

Kini, penelitian baru yang luas menunjukkan bahwa industri daging sel mungkin akan menghadapi "pelajaran nyata senilai miliaran dolar." Lantas, mengapa?

The Counter menekankan bahwa "sebagian besar dari kita memiliki selera terbatas untuk nugget ayam yang dibuat di laboratorium seharga 50 dolar."

Sementara itu, Badan Kesehatan Makanan telah menjelaskan bahwa "berbeda dengan hewan, sel tidak memiliki sistem kekebalan yang berfungsi sepenuhnya, sehingga kemungkinan tinggi bakteri atau jamur, mikoplasma, dan patogen manusia lainnya tumbuh di dalam bak sel."