Sementara anak perempuan, dengan malu-malu mengikatnya di dalam pakaian luar mereka, karena tubuh mereka akan terlihat jika mereka melakukan apa yang anak laki-laki lakukan.
Terakhir, ratu membawa sekelompok pria ke hadapan Salomo dan memintanya untuk membedakan antara yang bersunat dan yang tidak bersunat.
Salomo menyuruh Tabut Perjanjian dibawa keluar dan dibuka, dan "orang-orang yang disunat berdiri atau menundukkan tubuh mereka sampai setengah dari tinggi badan mereka, sementara wajah mereka dipenuhi dengan cahaya Shekhinah," sedangkan orang-orang yang tidak disunat jatuh bersujud di tanah.
Namun, perluasan cerita yang paling kontroversi dari cerita ini ditemukan dalam Kebra Nagast. Dalam teks ini, Ratu Syeba disebut dengan Makeda, dan dikatakan telah tinggal di Yerusalem selama enam bulan, di sana ia belajar dari Salomo.
Pada malam terakhir ia tinggal, ia ditipu oleh raja untuk berhubungan seks dengannya. Menurut cerita, Salomo mengundang ratu ke sebuah perjamuan, di sana makanan pedas (untuk memicu rasa hausnya) disajikan.
Setelah perjamuan, sang raja mengundangnya untuk menginap di istananya semalam. Sang ratu setuju, dengan syarat dia tidak akan membawanya dengan paksa. Salomo menyetujuinya, dengan syarat sang ratu tidak akan mengambil apa pun darinya secara paksa.
Baca Juga: Valeria Messalina, Kisah Ratu Romawi yang Sejarahnya Dihapus
Baca Juga: Taman Gantung Babilonia, Tanda Cinta Nebukadnezar II pada sang Ratu
Baca Juga: Kiprah 'Wanita Sang Penguasa Tiga Dunia' di Singgasana Majapahit
Meskipun sedikit tersinggung, Makeda setuju. Di tengah malam, Makeda terbangun karena merasa sangat haus, dan mengambil sebotol air di dekat tempat tidurnya. Solomon muncul, memperingatkan sang ratu bahwa jika ia meminum air tersebut, ia akan melanggar sumpahnya.
Namun, rasa haus Makeda terlalu kuat dan dia meminum air tersebut, sehingga membebaskan Salomo dari sumpahnya.
Keduanya akhirnya menghabiskan malam bersama. Makeda hamil, dan ketika ia kembali ke kerajaannya, ia melahirkan seorang putra, yaitu Menelik, yang kemudian menjadi kaisar pertama Ethiopia.
Dari Mana Ratu Syeba Berasal?
Terakhir, bisa dibilang misteri terbesar seputar kisah Ratu Syeba adalah lokasi Syeba itu sendiri. Dalam Kebra Nagast, dikatakan bahwa Ratu Syeba berasal dari Ethiopia.
Identifikasi Ethiopia sebagai Syeba didukung oleh sejarawan Yahudi abad ke-1 M, Josephus, yang mengidentifikasi Ratu Syeba sebagai Ratu Mesir dan Ethiopia.
Satu pandangan yang dianut oleh para sarjana modern saat ini adalah bahwa Ratu Syeba berasal dari Axum, sebuah kerajaan kuno di Ethiopia.
Pandangan alternatif adalah bahwa kata Ibrani 'Syeba' berasal dari bahasa Arab 'Saba', sebuah kerajaan kuno yang terletak di sudut barat daya Semenanjung Arab, di tempat yang sekarang Yaman.
Meskipun bukti arkeologis menunjukkan bahwa memang ada peradaban yang berkembang di wilayah itu, artefak tersebut berasal dari abad ke-7 SM, sekitar 300 tahun setelah pemerintahan Salomo.
Namun, selama tahun 1980-an, penemuan-penemuan baru menunjukkan bahwa peradaban Saba telah ada selama abad ke-10, sehingga bukan tidak mungkin seorang ratu dari sana pernah mengunjungi Sulaiman di Yerusalem.
Bagaimanapun, jawaban konklusif belum ditemukan, dan pertanyaan tentang lokasi Syeba, saat ini masih dibiarkan terbuka.