Tanya Lebah, Bakteri dan Jamur Apa yang Mengintai di Kota Anda?

By Tri Wahyu Prasetyo, Minggu, 9 April 2023 | 13:00 WIB
Lebah pekerja membuat sisir baru dari lilin lebah di Langen, Jerman. Setelah memasuki sarang, lebah membersihkan diri dan meninggalkan kotoran-kotoran perjalanannya untuk dipelajari oleh para peneliti. (INGO ARNDT/ NAT GEO IMAGE COLLECTION)

"Anda bisa menganggap mereka sebagai lembaran-lembaran kecil Swiffer yang terbang," kata Bartlett. Diksi Swiffer mengacu pada merek bantalan pel pengumpul kotoran.

"Lebah ditutupi dengan rambut-rambut kecil yang mengumpulkan serbuk sari, tetapi rambut-rambut itu juga menangkap partikel yang ada di daerah perkotaan, seperti polutan, bulu binatang dan serangga, serta sejenisnya,” jelas Bartlett, “dan kemudian mereka pulang ke rumah untuk membersihkan diri mereka sendiri agar bersih."

Sementara serbuk sari yang mereka kumpulkan dimanfaatkan dengan baik, yang lainnya berakhir di tumpukan sampah pada bagian bawah sarang.

Baca Juga: Populasi Lebah Kian Terancam Suhu Ekstrem akibat Perubahan Iklim

Baca Juga: Dunia Hewan: Selain Warna, Lebah Gunakan Pola untuk Menemukan Bunga

Baca Juga: Seperti Manusia, Lebah Ternyata Bisa Stres Karena Pekerjaannya

Mengambil sampel kotoran yang dihasilkan oleh lebah madu di daerah perkotaan adalah "cara yang sangat menarik untuk mengambil sampel lingkungan.”

Ia percaya bahwa metode ini memiliki manfaat bukan hanya karena lebah madu adalah pengambil sampel yang sangat baik, tetapi juga karena "peternak lebah cenderung sangat antusias untuk ikut serta dalam penelitian ilmiah."

Lebah untuk masa depan yang lebih baik

Komunitas mikroba di suatu daerah bergantung pada banyak hal, seperti lanskap dan tingkat pembangunan. 

"Urbanisasi merupakan salah satu proses lanskap yang paling transformasional di seluruh dunia," kata Christopher Schell, ahli ekologi perkotaan di University of Washington Tacoma, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. 

Menurut Schell, Memahami bagaimana lanskap mikroba diubah oleh urbanisasi, penting bagi semua makhluk hidup, termasuk kesehatan manusia.

"Ada banyak literatur yang menunjukkan bahwa paparan mikrobioma yang beragam merupakan komponen kunci untuk hasil kesehatan yang positif," kata Hénaff.  

Kemampuan untuk menentukan keragaman komunitas mikroba di lingkungan yang berbeda "tampaknya sangat penting dari perspektif perencanaan kota, khususnya yang berkaitan dengan keadilan lingkungan," imbuhnya.

Perlu adanya peninjauan lebih lanjut, apakah suatu hari nanti lebah madu akan membantu para ilmuwan dalam mendeteksi penyakit atau perencanaan kota. Namun yang pasti penelitian Hénaff telah menunjukkan janji besar serangga sebagai sampel ilmiah kecil.