Nationalgeographic.co.id—Sebuah penelitian baru dunia hewan dilakukan tim peneliti yang dipimpin oleh University of Exeter. Mereka menguji perilaku lebah dan membuat simulasi pandangan mata lebah untuk mengetahui bagaimana mereka melihat bunga. Studi ini menemukan bahwa selain pada warna, lebah madu ternyata juga sangat bergantung kepada pola bunga saat mencari makanan.
Lebah madu adalah satu-satunya serangga yang menghasilkan makanan yang dimakan oleh manusia. Seekor lebah madu dapat terbang hingga 9,6 kilometer, dan secepat 24 km per jam, oleh karena itu ia harus terbang sekitar 145.000 km - tiga kali lebih keliling dunia - untuk menghasilkan satu pon madu.
Lebah madu barat atau lebah madu Eropa (Apis mellifera) adalah yang paling umum dari 7-12 spesies lebah madu di seluruh dunia. Nama genus Apis adalah bahasa Latin untuk "lebah", dan mellifera adalah bahasa Latin untuk "pembawa madu", mengacu pada produksi spesies madu.
Para peneliti percaya bahwa habitat asli lebah madu adalah iklim tropis dan daerah berhutan lebat. Lebah madu dapat berkembang biak di lingkungan alami atau peliharaan, meskipun mereka lebih suka tinggal di kebun, hutan, kebun buah-buahan, padang rumput, dan area lain di mana tanaman berbunga berlimpah. Di dalam habitat aslinya, lebah madu membangun sarang di dalam rongga pohon dan di bawah tepi objek untuk menyembunyikan diri dari pemangsa.
Lebah madu memiliki penglihatan dengan resolusi rendah (sekitar 100 kali lebih rendah dari penglihatan manusia), sehingga mereka hanya dapat melihat pola bunga dengan jelas ketika mereka berada dalam jarak beberapa sentimeter saja.
Namun, studi baru menunjukkan lebah dapat dengan sangat efektif membedakan bunga yang berbeda dengan menggunakan kombinasi warna dan pola. Hasil studi ini telah dipublikasikan di jurnal Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences. Makalah mereka diberi judul The role of colour patterns for the recognition of flowers by bees.
Dalam serangkaian tes, lebah jarang sekali mengabaikan pola, sebab menyarankan warna saja tidak akan mengarahkan mereka ke bunga. Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa beberapa warna yang terlihat oleh lebah jarang dihasilkan oleh bunga di alam.
"Kami menganalisis sejumlah besar data tentang tanaman dan perilaku lebah," kata Profesor Natalie Hempel de Ibarra, dari Pusat Penelitian Perilaku Hewan Exeter. "Dengan melatih dan menguji lebah menggunakan pola bentuk dan warna buatan, kami menemukan bahwa mereka secara fleksibel mengandalkan kemampuan mereka untuk melihat kedua elemen ini.”
Hal ini menunjukkan bagaimana serangga melihat warna dan mempelajari pola warna penting untuk memahami bagaimana penyerbuk dapat, atau tidak, menciptakan 'tekanan' evolusioner pada warna dan pola bunga yang telah berevolusi.
Baca Juga: Begini Susahnya Lebah Membuat Madu, Apakah Boleh Kita Mengambilnya?
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR