Ratusan Dinar Romawi Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Hutan Tuscany

By Ricky Jenihansen, Rabu, 26 April 2023 | 07:00 WIB
Koin dinar tersebut, mungkin telah disembunyikan oleh seorang tentara selama perang saudara berdarah di Italia sekitar abad pertama Sebelum Masehi (SM).
Koin dinar tersebut, mungkin telah disembunyikan oleh seorang tentara selama perang saudara berdarah di Italia sekitar abad pertama Sebelum Masehi (SM). (Franco Sammartino)

Masa-masa yang bergejolakAlderighi mencatat bahwa timbunan itu dikubur selama periode bermasalah dalam sejarah Italia.

Selama periode itu, orang-orang Romawi terjebak dalam perang saudara yang berdarah.

Beberapa tahun sebelumnya, Italia juga dilanda Perang Sosial antara Roma dan sekutu Italianya, sementara pada tahun 82 SM.

Sulla baru saja kembali dengan legiunnya dari Asia untuk menghadapi musuh-musuhnya di Roma, setelah menyerang kota itu pada tahun 88 SM. Dia dinyatakan sebagai musuh publik pada tahun 87 SM.

"Itu adalah periode sejarah yang sangat bergejolak," katanya. "Tentara Sulla menaklukkan wilayah saat mereka maju dari selatan ke utara. Tapi Italia tengah dan Tuscany belum ditaklukkan."

Baca Juga: Beragam Ritual Pernikahan Unik di Romawi Kuno hingga Afganistan

Baca Juga: Lima Mitos yang Jadi Bagian Tidak Terpisahkan dari Peradaban Romawi

Baca Juga: Julia, Anak Kaisar Romawi Augustus Terlibat Skandal Mati Diasingkan

Baca Juga: Dugaan Praktek Sihir, Kuburan Romawi Kuno Bertabur

Santangello menambahkan bahwa kemenangan Sulla di akhir tahun 82 SM itu hampir menjadi "cetak biru" bagi penguasa Romawi selanjutnya.

Kemenangannya diikuti sekitar 30 tahun kemudian oleh perang saudara Romawi yang jauh lebih besar. Perang saudara itu terjadi antara Julius Caesar dan Gnaeus Pompeius Magnus, atau Pompeius Agung, yang naik ke tampuk kekuasaan sebagai wakil Sulla.

Kemenangan Caesar dalam perang itu secara langsung mengarah pada naiknya kekuasaan Augustus, kaisar Romawi pertama, pada tahun 27 SM.

"Menjadi sangat jelas bagi semua orang bahwa siapa pun yang keluar sebagai pemenang perang saudara akan—mungkin tidak secara hukum, tetapi tentu saja dalam kenyataan menjadi penguasa Roma," kata Santangello.