Betina Terakhir Mati, Spesies Kura-Kura Air Tawar Terbesar akan Punah

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 6 Mei 2023 | 16:00 WIB
Kura-kura Hoan Kiem (Rafetus swinhoei), Kura-Kura Air Tawar Terbesar, di Danau Dong Mo, Hanoi. (Asian Turtle Program)

Nationalgeographic.co.id - Kura-kura cangkang lunak Yangtze yang merupakan kura-kura air tawar terbesar di dunia, saat ini diketahui hanya ada dua jantan. Namun sekarang kura-kura yang sangat langka ini akan terancam punah setelah betina terakhir mati.

Kura-kura cangkang lunak raksasa Yangtze (Rafetus swinhoei), adalah kura-kura air tawar terbesar di dunia. Kura-kura ini merupakan salah satu spesies paling terancam punah di Bumi.

Kondisi itu bahkan diperparah dengan keberadaan kura-kura betina yang hanya menyisakan 1 ekor yang diketahui. Menurut para ahli, jika kura-kura betina itu selamat, maka dia bisa "bertelur seratus telur atau lebih dalam setahun."

Sayangnya, betina terakhir yang diketahui tersisa saat ini justru ditemukan terdampar di Vietnam. Dengan matinya betina terakhir tersebut, maka kura-kura cangkang lunak Yangtze diperkirakan akan punah.

Untuk diketahui, kura-kura betina, yang panjangnya sekitar 5 kaki atau sekitar 1,5 meter dan beratnya 205 pon atau sekitar 93 kilogram, ditemukan mati pada 21 April 2023 belum lama ini, di tepi Danau Dong Mo, di distrik Son Tay Hanoi.

Kura-kura itu kemungkinan mati beberapa hari sebelumnya, tetapi penyebab kematiannya masih belum diketahui, seperti dilaporkan situs berita Vietnam VNExpress.

Kura-kura cangkang lunak raksasa Yangtze betina ini baru ditemukan pada Oktober 2020. Pada saat itu, tidak ada penyu cangkang lunak raksasa Yangtze betina lainnya yang diketahui ada di dunia.

Betina terakhir yang diketahui dari spesies tersebut sebelumnya, telah mati setelah upaya inseminasi buatan yang gagal di Kebun Binatang Suzhou di Tiongkok pada April 2019.

Ketika kura-kura mati ditemukan bulan lalu, para konservasionis berharap itu adalah betina tak dikenal lainnya, dan betina yang diketahui itu mungkin masih hidup di danau. Akan tetapi para ahli sekarang telah mengonfirmasi bahwa perkiraan tersebut tidak tepat.

"Itu adalah individu yang sama yang telah kami pantau dalam beberapa tahun terakhir," kata Tim McCormack, direktur Program Kura-Kura Asia untuk Konservasi Indo-Myanmar, kepada majalah TIME. "Ini benar-benar pukulan."

Sekarang hanya tersisa dua R. swinhoei jantan yang tersisa: satu di Kebun Binatang Suzhou dan satu lagi yang masih berada di Danau Dong Mo.

Para peneliti berharap betina dan jantan di Danau Dong Mo pada akhirnya akan kawin dan menghasilkan telur. Berdasarkan ukurannya, betina itu kemungkinan berumur beberapa dekade, yang berarti ia mungkin sudah dewasa secara seksual.