Naga: Baik dalam Mitologi Asia, tetapi Jahat dalam Mitologi Eropa?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 10 Mei 2023 | 17:04 WIB
Naga selalu identik dengan makhluk mitologis yang punya kemampuan ajaib bagi orang Asia. Di Eropa, justru digambarkan sebagai makhluk yang keji. (冬城)

Nationalgeographic.co.idBagi masyarakat Eropa, naga adalah makhluk mitologi yang kerap digambarkan sebagai reptil terbang. Mereka dapat yang mengeluarkan api dari dalam mulut. Sifatnya selalu digambarkan keji, suka membakar perkampungan, dan membunuh banyak orang.

Oleh karena itu, ada banyak kisah legenda dari Eropa tentang menaklukkan naga. Kalau perlu, naga harus diburu dan punah, demi melindungi peradaban.

Kita bisa melihatnya di kisah populer How to Train Your Dragon produksi DreamWorks Animation. Naga sering datang ke pemukiman Nordik yang harus dijinakkan atau dimusnahkan.

The Hobbit dan Lord of the Rings karya J.R.R Tolkien juga menggambarkan betapa kejinya naga bernama Smaug dan Balrog. Supaya rombongan Gandalf di kedua film selamat, dua naga ini harus dimatikan. Di The Hobbit, Smaug tewas ditembak panah sakti seorang manusia bernama Bard, sedangkan di Lord of the Rings Balrog tewas dibunuh Gandalf sendiri.

Di sisi lain, naga justru dianggap sebagai mitologi yang penting di Asia. Mereka muncul di beberapa perayaan nasional, terutama di negara Asia Timur. Bahkan, orang Tionghoa menjadikan naga sebagai pelindung dan sebagai bagian dari zodiaknya. Naga pun kerap muncul di berbagai bagian bangunan suci, pemerintahan, bahkan di rumah penduduk.

Dalam cerita Asia, berbeda. Misalnya di Avatar: the Legend of Aang, naga bernama Fang digambarkan selalu setia menemani Avatar Roku. Naga di serial ini bahkan memperkenalkan bangsa api untuk bisa mengendalikan elemen api dengan baik.

Bagi masyarakat Asia, terutama kalangan Tionghoa, naga adalah makhluk ajaib yang membawa berkah, seperti perubahan cuaca dan memanggil hujan. Berbeda dengan mitologi Eropa, naga di Asia punya emosi. Setiap ada fenomena alam yang aneh, orang-orang berdoa padanya sebagai perwakilan atau kendaraan para dewa. 

Selain itu, mitologi naga di Asia dan Eropa dari segi bentuk memiliki perbedaan mencolok. Naga di Asia berupa ular yang bisa terbang tetapi tidak bersayap. Naga bisa terbang menembus awan secara ajaib, menjadi tunggangan dewa-dewa.

Smaug, naga mitologis yang dikarang oleh J.R.R Tolkien di dalam cerita The Hobbit. Naga di Eropa digambarkan jahat dan menembakkan api. (David Demaret/Wikimedia Commons)

Walau tidak punya sayap, fitur tubuh mereka campur aduk dengan hewan-hewan biasa yang dikenal. Misal, naga dengan tanduk menyerupai rusa, atau kepalanya seperti unta, matanya seperti setan, kulitnya bersisik bagai ikan emas, ujung kakinya berupa cakar yang dimiliki elang, telinganya seperti telinga lembu, atau kakinya seperti milik harimau.

Di Eropa, naga seperti kadal besar bersayap. Mereka dianggap sudah lama tinggal di Bumi dan penjelmaan dari sisi dunia yang gelap. Punggung mereka sering digambarkan punya duri atau tonjolan seperti milik Stegosaurus.

Mitologi Asia justru sebaliknya. Naga dalam kepercayaan Asia Tenggara bisa berupa utusan para dewa atau pengiring dewa. Sedangkan di Tiongkok, sebagai makhluk yang diusir dari surga sebagai hukuman.