Nationalgeographic.co.id—Bagi masyarakat Eropa, naga adalah makhluk mitologi yang kerap digambarkan sebagai reptil terbang. Mereka dapat yang mengeluarkan api dari dalam mulut. Sifatnya selalu digambarkan keji, suka membakar perkampungan, dan membunuh banyak orang.
Oleh karena itu, ada banyak kisah legenda dari Eropa tentang menaklukkan naga. Kalau perlu, naga harus diburu dan punah, demi melindungi peradaban.
Kita bisa melihatnya di kisah populer How to Train Your Dragon produksi DreamWorks Animation. Naga sering datang ke pemukiman Nordik yang harus dijinakkan atau dimusnahkan.
The Hobbit dan Lord of the Rings karya J.R.R Tolkien juga menggambarkan betapa kejinya naga bernama Smaug dan Balrog. Supaya rombongan Gandalf di kedua film selamat, dua naga ini harus dimatikan. Di The Hobbit, Smaug tewas ditembak panah sakti seorang manusia bernama Bard, sedangkan di Lord of the Rings Balrog tewas dibunuh Gandalf sendiri.
Di sisi lain, naga justru dianggap sebagai mitologi yang penting di Asia. Mereka muncul di beberapa perayaan nasional, terutama di negara Asia Timur. Bahkan, orang Tionghoa menjadikan naga sebagai pelindung dan sebagai bagian dari zodiaknya. Naga pun kerap muncul di berbagai bagian bangunan suci, pemerintahan, bahkan di rumah penduduk.
Dalam cerita Asia, berbeda. Misalnya di Avatar: the Legend of Aang, naga bernama Fang digambarkan selalu setia menemani Avatar Roku. Naga di serial ini bahkan memperkenalkan bangsa api untuk bisa mengendalikan elemen api dengan baik.
Bagi masyarakat Asia, terutama kalangan Tionghoa, naga adalah makhluk ajaib yang membawa berkah, seperti perubahan cuaca dan memanggil hujan. Berbeda dengan mitologi Eropa, naga di Asia punya emosi. Setiap ada fenomena alam yang aneh, orang-orang berdoa padanya sebagai perwakilan atau kendaraan para dewa.
Selain itu, mitologi naga di Asia dan Eropa dari segi bentuk memiliki perbedaan mencolok. Naga di Asia berupa ular yang bisa terbang tetapi tidak bersayap. Naga bisa terbang menembus awan secara ajaib, menjadi tunggangan dewa-dewa.
Walau tidak punya sayap, fitur tubuh mereka campur aduk dengan hewan-hewan biasa yang dikenal. Misal, naga dengan tanduk menyerupai rusa, atau kepalanya seperti unta, matanya seperti setan, kulitnya bersisik bagai ikan emas, ujung kakinya berupa cakar yang dimiliki elang, telinganya seperti telinga lembu, atau kakinya seperti milik harimau.
Di Eropa, naga seperti kadal besar bersayap. Mereka dianggap sudah lama tinggal di Bumi dan penjelmaan dari sisi dunia yang gelap. Punggung mereka sering digambarkan punya duri atau tonjolan seperti milik Stegosaurus.
Mitologi Asia justru sebaliknya. Naga dalam kepercayaan Asia Tenggara bisa berupa utusan para dewa atau pengiring dewa. Sedangkan di Tiongkok, sebagai makhluk yang diusir dari surga sebagai hukuman.
Beberapa legenda yang berhubungan dengan makhluk mitologi naga di Asia memang punya cerita permusuhan dengan manusia. Akan tetapi, konfliknya disebabkan oleh kesalahan manusia dan punya nilai moral.
Misalnya dalam legenda Naga Besukih yang menjadi mitos asal-usul Pulau Bali. Naga Besukih berbaik hati memberikan hartanya kepada Manik Angkeran dengan syarat yang harus dipenuhinya.
Namun, Manik Angkeran justru menebas ekor sang naga, membuatnya marah. Naga Besukih menjilat kakinya hingga akhirnya Manik Angkeran tewas.
Baca Juga: Pengaruh Mitos Kuno pada Penurunan Populasi Harimau di Zaman Modern
Baca Juga: Mitos Khasiat Gigi Naga yang Mendatangkan Petaka di Tiongkok
Baca Juga: Mengapa Simbol Naga Begitu Dihormati dalam Mitologi Tiongkok Kuno?
Baca Juga: Prasasti Tertua Dewa Odin Ditemukan di Timbunan Harta Karun di Denmark
Lalu, Sidi Mantra selaku ayah Manik Angkeran memohon agar anaknya dihidupkan kembali. Lagi-lagi, sang naga punya kemampuan ajaib untuk menghidupkannya--berbeda dengan naga Eropa yang cenderung merusak.
Kehadiran naga adalah untuk membantu kemakmuran masyarakat di Bumi, menurut kebudayaan Asia. Tentunya, mitologi seperti ini berbanding terbalik dengan naga di Eropa yang selalu identik menghancurkan pasukan, perkampungan, dan penyembur api mematikan.
Perbedaan lainnya adalah naga di Asia cenderung berwatak penyendiri dan berhubungan dengan air. Beberapa legenda Asia, termasuk di Indonesia, seseorang harus bertemu dengan naga dan bahkan meminta kebijakannya supaya jadi sakti. Senjata di Asia, termasuk keris, bahkan menjadi tempat bersemayamnya kekuatan naga untuk melindungi pemiliknya dalam ancaman.
Sedangkan naga dalam mitologi Eropa, naga tinggal di sarang dan berkoloni di pegunungan tinggi. Mereka akan menyerang manusia jika merasa terganggu.