Nationalgeographic.co.id—Zhu Xi (1130-1200) adalah seorang filsuf Tiongkok kuno luar biasa dari Neo Konfusianisme yang merupakan doktrin paling berpengaruh dalam budaya Tionghoa selama 700 tahun.
Dia menyerap konsep-konsep dari aliran filosofis lain dan membentuk ideologi barunya, Teori Li, di mana konsep-konsep ilmiah tentang alam semesta ditambahkan untuk melengkapi Konfusianisme dan untuk menentang gagasan-gagasan takhayul dari agama Buddha dan Taoisme.
Selain sebagai filsuf besar, Zhu Xi memiliki nama kesopanan Yuanhui atau Zhonghui yang dihormati sebagai Zhu Zi atau Zhu Wengong. Dia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan, penyair, ahli kaligrafi, dan pendidik yang luar biasa dengan banyak murid.
Masa Kecil Hingga Menjadi Pejabat Cerdas
Zhu Xi dikirim ke sekolah ketika masih balita, di mana dia menunjukkan bakatnya yang luar biasa dan rasa ingin tahunya yang besar tentang segala hal.
Setelah ayahnya meninggal ketika masih muda, dia dididik oleh sekelompok teman ayahnya yang cerdas. Di usia 18 tahun, Zhu Xi mendapat nilai bagus dalam Ujian Kekaisaran dan diberi beberapa posisi politik.
Sejak Zhu Xi lahir, Dinasti Song sudah memiliki dua kaisar (Zhao Ji dan Zhao Huan) yang direbut dan setengah wilayah diduduki oleh rezim nomaden Jin di utara.
Setelah itu, banyak orang Song mencari balas dendam, untuk merebut kembali wilayah dan martabat mereka yang hilang.
Mengundurkan Diri dari Jabatan Politik untuk Terus Belajar
Setelah bertahun-tahun bekerja di berbagai tempat di Tiongkok, Zhu Xi menemukan bahwa banyak orang, baik kelas penguasa maupun warga sipil, adalah penganut agama Buddha atau Taoisme.
Menurut pendapatnya, banyak dari kegiatan takhayul mereka hanya membuang-buang uang dan waktu dan merupakan hambatan yang cukup besar bagi kerajaannya untuk menjadi lebih vital untuk balas dendam.
Oleh karena itu, ketika masa jabatannya selesai, Zhu Xi tidak mengambil pekerjaan politik lainnya.