Zhu Xi, Filsuf Kekaisaran Tiongkok Kuno yang Menentang Gagasan Buddha

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 11 Mei 2023 | 20:02 WIB
Zhu Xi dikenal sebagai seorang ilmuwan, penyair, ahli kaligrafi, dan pendidik yang luar biasa dengan banyak murid zaman Kekaisaran Tiongkok. (China Fetching)

Dalam dekade berikutnya, dia dipromosikan beberapa kali dan memberikan kontribusi yang signifikan untuk melindungi kepentingan warga sipil, membuka banyak perguruan tinggi swasta, dan menyelesaikan masalah berat bagi pemerintah.

Promosi dan Fitnah Kejam

​Ketika Zhu Xi berusia 64 tahun, dia ditugaskan untuk mengajar kaisar baru. Namun, teorinya tentang menahan kekuasaan raja dan disiplin diri yang ketat membuat kaisar baru tidak senang.

Perdana menteri yang menghormati dan memperkenalkannya kepada kaisar baru gagal dalam konflik politik.

Setelah itu, Zhu Xi terpaksa meninggalkan istana kerajaan. Musuh politiknya mendapatkan kepercayaan kaisar baru dan menjadi sangat kuat. Dia kemudian terus memfitnah reputasinya, menuduh Teori Li munafik, dan menangkap banyak muridnya yang kuat.

Sejak saat itu, Teori Li-nya dilarang secara nasional, dan murid-murid serta pengikutnya tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam Ujian Kekaisaran atau mengambil posisi politik.

Rajin Menulis di Bawah Kritik dan Fitnah Luas

Dalam beberapa tahun terakhir Zhu Xi, dia hidup di bawah tuduhan "inses, munafik, perselingkuhan, dan korupsi" sementara ratusan muridnya yang luar biasa dipenjara atau dibuang jauh.

Namun ia tetap rajin menulis hingga hari terakhirnya, berharap ideologinya bisa diapresiasi dan diwariskan suatu hari nanti.

Setelah dia meninggal dalam keadaan tua dan sakit, meskipun teorinya dilarang secara nasional, ribuan murid dan orang percayanya melakukan perjalanan jauh untuk mengantarnya, termasuk teman baiknya Xin Qiji, seorang penyair dan patriot yang luar biasa.

​Pengaruh Signifikan Neo Konfusianisme

Delapan tahun setelah kepergian Zhu Xi, kaisar berikutnya mengubah nama dan ideologinya.