Tujuh Perempuan asal Inggris sampai Aceh Mengubah Sejarah Dunia

By National Geographic Indonesia, Jumat, 12 Mei 2023 | 12:00 WIB
Para perempuan di penjuru dunia bertarung angkat senjata melawan ketidakadilan. Sederet nama yang kita kenang: Boudicca, Tomoe Gozen, Joan of Arc, Tang Sai-er, Prudence Cummings Wright, Buffalo Calf Road Woman, sampai Laksamana Malahayati. (Public Domain)

Namun, Inggris menghadapi pembalasan mereka pada 60 atau 61 SM, ketika jenderal Romawi Suetonius bertemu dengan mereka dalam pertempuran.

Boudicca memimpin dari keretanya, menasihati tentaranya untuk berperang atau diperbudak. Namun, pada akhirnya dia dan pasukannya dikalahkan. Kabarnya, Boudicca meminum racun, meskipun itu tidak pernah terbukti.

Tomoe Gozen: Samurai Elit

Sebagian besar prajurit samurai Jepang yang tabah dan sangat disiplin adalah laki-laki. Namun, salah satu yang paling terkenal justru seorang perempuan.

Kisah Tomoe Gozen (Lady Tomoe) dikenal terutama dari The Tale of the Heike, sejarah fiksi dari Perang Genpei abad ke-12 antara dua keluarga, Taira (juga dikenal sebagai Heike) dan Minamoto.

Lukisan Tomoe Gozen karya Shitomi Kangetsu (1747-1797). Tomoe adalah seorang samurai perempuan nan sohor di Jepang. Dia dikenal sebagai sosok penunggang kuda yang tak kenal takut dan cekatan menggunakan pedang dan busur untuk membinasakan seribu musuh. (Wikimedia Commons)

Tomoe Gozen adalah seorang samurai dari suami (atau kekasih) panglima perangnya, Kiso no Yoshinaka (juga dikenal sebagai Minomoto no Yoshinaka).

Tomoe dideskripsikan sebagai "penunggang tak kenal takut yang tidak dapat dicemaskan oleh kuda paling ganas maupun tanah paling kasar, dan dengan cekatan dia menangani pedang dan busur sehingga dia cocok untuk seribu prajurit, dan cocok untuk bertemu dengan dewa atau iblis."

Dengan bantuannya, Yoshinaka menang melawan Taira. Akan tetapi, kemudian keluarganya melawannya. Dia melawan sepupunya di Pertempuran Awazu pada 1184. Tomoe bersamanya di medan perang sampai hanya tersisa lima prajurit.

Yoshinaka memerintahkannya untuk meninggalkannya saat dia terbaring sekarat. Akan tetapi, Tomoe menangkap seorang tentara musuh "dengan cengkeraman yang kuat, menariknya ke gagang pelana, menahannya agar tidak bergerak, memelintir kepalanya, dan membuangnya." Kemudian dia menjatuhkan baju zirahnya dan pergi, lalu hilang dari sejarah.

Joan of Arc: Prajurit Tuhan

Pada puncak Perang Seratus Tahun abad ke-15 antara Prancis dan Inggris, seorang gadis petani muda datang untuk menyelamatkan Prancis. Jeanne d'Arc (Joan of Arc) masih remaja ketika pada 1429 dia mendekati Dauphin Charles, pewaris takhta Prancis yang belum dinobatkan.