Diperkirakan bahwa krisan pertama kali diadopsi sebagai lambang keluarga kekaisaran pada awal periode Kamakura (1185–1333) melalui pengaruh Kaisar Go-Toba. Sang Kaisar Jepang menyukai desain bunga dan sering menggunakannya.
Selama periode Meiji, desain bunga krisan dengan 16 kelopak ganda ditetapkan sebagai lambang resmi keluarga Kekaisaran Jepang. Ini ditetapkan secara rinci sebagai diagram dalam Peraturan Upacara Rumah Tangga Kekaisaran tahun 1926.
Keluarga kekaisaran terpesona oleh bunga itu, sedemikian rupa sehingga mereka menggunakannya pada stempel resmi hingga di singgasana kekaisaran. “Sejak saat itu, istilah “takhta krisan” mengacu baik pada takhta yang sebenarnya maupun kaisar itu sendiri,” imbuh White. Dengan demikian, krisan menjadi simbol kaisar dan keluarga Kekaisaran Jepang hingga kini.
Mengapa hanya laki-laki yang diizinkan di Singgasana Bunga Krisan?
Kaisar Jepang tidak memiliki peran politik dalam konstitusi Jepang. Namun signifikansi simbolis dan budaya terkait dengan mitos kuno di mana kaisar adalah keturunan langsung dari dewi matahari Amaterasu.
Selain itu di Kekaisaran Jepang, hanya laki-laki saja yang bisa menduduki takhta krisan. Apa sebabnya? Salah satu argumen utama yang menentang seorang wanita naik takhta adalah pemudaran garis keturunan Kekaisaran Jepang.
Seorang kaisar wanita yang berkuasa dapat menikahi orang biasa dan memiliki keturunan. Ini membuat “darah” kekaisaran menjadi tidak murni lagi.
Krisan dalam budaya Jepang modern
Krisan dikenal sebagai kiku di Jepang dan sangat populer hingga saat ini. Gambar bunga ini digunakan dalam mata uang, paspor, dan dicetak pada kain. Bahkan ada penghargaan yang disebut Orde Tertinggi Krisan. Ini adalah kehormatan tertinggi di negara ini. Hanya warga negara Jepang yang berhak atas penghargaan bergengsi ini.
Dalam kehidupan sehari-hari warna bunga memiliki arti tertentu. Krisan merah memiliki konotasi romantis yang mirip dengan mawar merah dalam budaya Barat. Krisan putih digunakan dalam upacara pemakaman dan diletakkan di makam. Putih adalah warna berkabung di Jepag.
Budaya Jepang memiliki bunga untuk setiap bulan dalam setahun. Krisan adalah bunga untuk bulan September. Hari Krisan Nasional pun dirayakan setiap tanggal 9 bulan kesembilan. Dalam numerologi, angka sembilan dianggap menguntungkan.