Gangguan Mental Raja George III: Sebuah Tragedi bagi Kerajaan Inggris

By Sysilia Tanhati, Rabu, 24 Mei 2023 | 14:00 WIB
Raja George III dari Kerajaan Inggris adalah raja yang populer. Di masa pemerintahannya, ia mendukung dan mempromosikan seni dan sains. Sayangnya, ia memiliki gangguan mental yang tidak bisa ditangani dengan baik saat itu. (Allan Ramsay )

Pukulan terakhir datang pada tahun 1810. Sudah hampir buta total karena katarak, raja menderita gangguan kesehatan mental terakhir yang membuatnya gila secara permanen. Selama 10 tahun terakhir masa pemerintahannya, dia menjadi sosok yang sedih dan kesepian.

Raja George III sering berkeliaran di koridor Kastel Windsor. Ia tampak seperti hantu yang mengenakan pakaian kotor dengan janggut panjang yang tergerai. Ketika istri tercintanya Charlotte meninggal pada tahun 1818, George tidak tahu siapa dia dan tidak meratapi kepergiannya.

Raja George III meninggal pada tanggal 29 Januari 1820 pada usia 81 tahun. Dia telah memerintah Kerajaan Inggris selama 60 tahun. Hingga kini, Raja George III menjadi raja yang masa pemerintahannya paling panjang dalam sejarah Inggris. Hanya keponakannya Victoria dan keturunannya Elizabeth II yang akan memerintah lebih lama.

Apa yang menyebabkan penyakit Raja George III?

Lantas, apa penyebab kegilaan Raja George III dari Kerajaan Inggris itu? Pada saat itu, gangguan kesehatan mental disebabkan oleh ketidakseimbangan empat cairan di tubuh. Oleh karena itu, perawatan keji yang diterapkan ketika dokter berusaha untuk 'menarik' penyakitnya dan mengembalikan cairan raja menjadi seimbang.

Permulaan pengobatan modern menyanggah gagasan tentang cairan, penjelasan baru pun dicari untuk penyebab penyakit raja yang semakin parah.

Pada 1960-an, psikiater Amerika Ida Macalpine dan Richard Hunter mendiagnosis Raja George III menderita porfiria, penyakit genetik yang tampaknya sesuai dengan gejalanya. George kerap mengalami masalah perut, kurang tidur, urine berubah warna, dan serangan kegilaan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, diagnosis porfiria telah diperdebatkan.

Kini, sejarawan memperkirakan bahwa George menderita gangguan bipolar yang parah. Penurunan kesehatan terakhirnya adalah kegilaan yang disebabkan oleh kombinasi dari penyakit mental yang melumpuhkan dan timbulnya demensia. Meski belum pasti, tapi ini tampaknya adalah penjelasan yang lebih mungkin daripada porfiria.

Warisan raja yang populer

Jauh dari gambaran raja gila dan tiran, Raja George III adalah seorang raja yang bijaksana, adil dan populer. Ia mendukung dan mempromosikan seni dan sains Kerajaan Inggris selama masa pemerintahannya. Itu membuatnya menjadi salah satu raja yang paling berpikiran maju di Eropa.

Ironisnya, dunia kesehatan di masanya belum berkembang seperti saat ini. Itu membuat gangguan mentalnya tidak bisa diatasi dengan baik. Apa pun yang menjadi akar kegilaan George, dia adalah pemimpin Kerajaan Inggris yang sangat populer hingga kini.