Nationalgeographic.co.id—Sejarah samurai membentang selama 700 tahun di Kekaisaran Jepang. Selama itu, ada banyak samurai-samurai hebat yang mengukir sejarah Jepang. Salah satu yang terhebat dan terkenal adalah Miyamoto Musashi.
Musashi merupakan ahli pedang dan ronin yang dihormati di Jepang. Kisah hidupnya yang menarik membuat Musashi menjadi salah satu ikon budaya paling terkenal di Negeri Matahari Terbit itu.
Kehidupan Miyamoto Musashi
Detail kehidupan Musashi sering dikaburkan oleh dongeng dan fantasi. Bahkan identitas ibunya pun diperdebatkan. Meskipun demikian, beberapa sejarawan berhasil mengumpulkan fakta-fakta seputar samurai terhebat di Kekaisaran Jepang ini.
Ia diyakini lahir pada tahun 1584 di provinsi Harima Jepang di Honshu barat di desa Miyamoto. Musashi juga dikenal sebagai Shinmen Takezo atau Niten Dōraku. “Konon, ia membunuh lawan pertamanya pada usia 13 tahun bernama Bennosuke,” tulis Joseph Williams di laman All That’s Interesting.
Ayahnya adalah Miyamoto Munisai, juga seorang seniman bela diri terkenal. Dari ayahnya, hati dan jiwa Musashi mewarisi kecintaan pada pedang dan berhasrat untuk menjadi pendekar pedang terhebat di Jepang. Meski begitu, ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya.
Seiring dengan bertambahnya usia, ia lebih berpengalaman dengan pedang. Karena itu, Musashi menjadi kritis terhadap teknik seni bela diri ayahnya. Ini memprovokasi ayahnya. Ini menyebabkan Musashi sering melarikan diri dari rumah ke rumah Pamannya Dorinbo. “Pamannya adalah pendeta Shinto, yang nantinya akan bertanggung jawab atas dirinya,” imbuh Williams.
Ketegangan antara ayah dan anak mencapai puncaknya ketika suatu hari Musashi mengkritik teknik ayahnya. Tentu saja tindakan putranya memicu reaksi keras dari pria itu. Munisai melemparkan belati dan pedang ke arah anak itu. Musashi menghindari keduanya. Ia pun meninggalkan rumah masa kecilnya dan tinggal bersama sang paman.
Miyamoto Musashi menjadi seorang ronin
Musashi tumbuh dalam masa perubahan besar di Kekaisaran Jepang. Kekaisaran ini bergolak dengan perang feodal. Saat itu, Keshogunan Ashikaga yang berkuasa lama semakin menurun kemudian runtuh sepenuhnya pada tahun 1573.
Pada tahun 1600, Kekaisaran Jepang terbagi menjadi dua kubu. Kubu di timur yang mendukung Tokugawa Ieyasu, pendiri Keshogunan terakhir. Sedangkan kubu di barat mendukung Toyotomi Hideyori.
Berasal dari barat, Musashi bertugas dalam pasukan Hideyori yang terbukti tidak beruntung setelah Pertempuran Sekigahara. Di pertempuran itu, Ieyasu menang dan mengokohkan kekuasaannya atas Kekaisaran Jepang.