Miyamoto Musashi, Samurai Terhebat Sepanjang Sejarah Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Kamis, 1 Juni 2023 | 12:00 WIB
Salah satu samurai yang paling hebat di Kekaisaran Jepang adalah Miyamoto Musashi. Ia merupakan ahli pedang dan ronin yang dihormati di Negeri Matahari Terbit itu. (Yoshitaki Tsunejiro)

Kojiro jatuh ke pasir dan menebas Musashi secara horizontal. Pukulan itu menimbulkan luka selebar 7,6 cm di paha Musashi. Namun pukulan itu tidak mengenai pembuluh darah besar mana pun.

Musashi menyerang lagi, kali ini mematahkan rusuk kiri lawannya. Darah mengalir keluar dari mulut dan hidung Kojiro saat dia jatuh pingsan. Seketika, Musashi memeriksa tanda-tanda kehidupan. Karena tidak ada, dia membungkuk kepada pejabat yang menyaksikan, kembali ke kapal, dan berlayar pergi sebelum pengikut Kojiro sempat membalas dendam.

Untuk memperingati Kojiro dan duel tersebut, Funajima diganti namanya menjadi Ganryu-Jima.

Musashi melepaskan pedang

Setelah mengalahkan Kojiro, Miyamoto Musashi bisa mengeklaim sebagai pendekar pedang terhebat di Kekaisaran Jepang. Tapi dia baru menjadi samurai terhebat setelah hari-hari duelnya selesai.

Kematian Kojiro membuat Musashi sedih dan dia mengalami semacam kebangkitan spiritual. Sementara Musashi kemudian berpartisipasi dalam duel kecil, musha shugyo-nya (pengembaraan) telah berakhir.

Dia menjadi mawas diri dan menulis saat ini:

“Saya mengerti bahwa saya belum menjadi pemenang karena keahlian yang luar biasa dalam seni bela diri. Mungkin saya memiliki bakat alami atau tidak menyimpang dari prinsip-prinsip alami. Atau lagi, apakah seni bela diri dari gaya lain kurang? Setelah itu, bertekad untuk mencapai pemahaman yang lebih jelas tentang prinsip-prinsip yang mendalam, saya berlatih siang dan malam. Pada saat saya berusia 50 tahun, saya menyadari jalan seni bela diri ini secara alami.”

Ahli pedang itu menjadi guru seni bela diri dan menganut filosofi Buddhisme Zen. Dia juga serius berlatih seni bela diri, menekuni kaligrafi, dan melukis. Dia, pada kenyataannya, menjadi samurai yang ideal sebagai sarjana, seniman, dan ahli pengendalian diri.

Warisan sang samurai terhebat

Pada tahun 1643, Musashi mungkin merasakan kematian datang ketika dia mulai menulis otobiografinya, Go Rin No Sho. Ini juga dikenal sebagai Kitab Lima Lingkaran. Musashi menyelesaikannya dalam waktu 2 tahun.

Diyakini Musashi menderita kanker. Pada Mei 1645 dia memberikan hadiah kepada murid-muridnya dan menulis 21 prinsip disiplin berjudul The Way of Walking Alone. Dia meninggal pada 19 Mei 1645.

Seperti The Art of War karya Sun Tzu, beberapa nasihat Musashi memiliki nilai abadi. Seperti yang ditulis Musashi: “Tidak ada apa pun di luar diri Anda yang dapat membuat Anda menjadi lebih baik, lebih kuat, lebih kaya, lebih cepat, atau lebih pintar. Semuanya ada di dalam. Semuanya ada. Jangan mencari apa pun di luar dirimu.”

Kisah hidupnya yang memukau membuatnya terus dikenang hingga kini sebagai salah satu samurai terhebat di Kekaisaran Jepang.