Senja di Sigi, Mencicipi Kopi Pipikoro yang Ditanam Secara Sadar Lingkungan

By Fathia Yasmine, Jumat, 9 Juni 2023 | 13:32 WIB
Kopi khas Kabupaten Sigi, belum dikenal luas tetapi punya keunikan tersendiri. ((DOK.National Geographic Indonesia/Donny Fernando). )

Namun, diakui Obhy, memperoleh biji kopi yang masih dalam keadaan hijau tidak mudah. Hal tersebut, menurut Obhy, mempengaruhi konsistensi cita rasa kopi.

“Terkadang ada petani yang membawa biji, dikatakan dipetik dalam keadaan hijau. Namun, setelah disangrai warnanya pucat atau gosong,” ucapnya.

Oleh karena itu, Obhy yang juga ketua KADIN Kabupaten Sigi tertantang untuk turun ke “lapangan”. Bersama dua rekannya, ia mengunjungi perkebunan kopi satu per satu dan melakukan pendekatan kepada petani.

Selain mencari biji kopi terbaik, sehingga Kabupaten Sigi punya produk berbasis alam yang bersaing di pasaran, ia melakukan hal tersebut untuk membantu petani memperbaiki kualitas kopi yang ditanam.

“Di sana, kami mengajak para petani untuk bersama-sama memperbaiki kualitas kopi. Salah satunya dengan cara pancingan. Kalau hasil panen mereka bagus, kami siap membayar lebih mahal,” tutur Obhy.

Obhy memperlihatkan hasil produksi biji kopi pertama yang diproduksi Pipikoro Coffe and Roastery (DOK. National Geographic Indonesia)

Gayung bersambut, para petani kopi ikut menyambut baik tawaran Obhy. Seiring berjalannya waktu, para petani mulai berhasil membudidayakan biji kopi yang lebih berkualitas.

Tak hanya itu, para petani juga dengan sukarela mengantar hasil panen mereka ke kafe Pipikoro. Obhy membeli biji-biji kopi tersebut dengan harga yang layak.

“Para petani biasanya sore hari datang untuk mengantar biji kopi. Dengan memberi harga jual yang layak, petani bisa hidup lebih sejahtera,” katanya.

Saat ini, Pipikoro Coffee And Roastery telah memiliki 15 pelanggan tetap yang berasal dari berbagai kafe di Palu. Dalam sehari, Pipikoro Coffee sanggup memproduksi 20-30 kg biji dan kopi.

“Kami juga menerima pesanan perorangan. Cukup datang ke kafe, produk yang diinginkan bisa segera kami sediakan,” lanjutnya.

Tak hanya memasarkan di wilayah Sigi dan Palu, Obhy juga mulai merambah bisnis online sebagai media pemasaran. Biji dan bubuk kopi yang sudah diolah biasanya dipasarkan mulai dari Rp 90 ribu -  Rp 190 ribu per kilogram.