47 Ronin, Kisah Balas Dendam Samurai Tak Bertuan di Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Senin, 12 Juni 2023 | 10:00 WIB
47 samurai tidak bertuan atau ronin di Kekaisaran Jepang melakukan balas dendam atas kematian tuannya. Cerita tentang perjuangan mereka mengobarkan semangat orang Jepang di masa itu. (Utagawa Kuniteru)

Sementara bakufu memutuskan nasib mereka, para ronin dibagi menjadi empat kelompok dan ditampung oleh keluarga daimyo—keluarga Hosokawa, Mari, Mizuno, dan Matsudaira.

Para ronin menjadi pahlawan nasional karena ketaatan mereka pada bushido dan kesetiaan mereka yang berani. Banyak orang berharap diberi pengampunan karena membunuh Kira.

Meskipun sang shogun sendiri tergoda untuk memberikan grasi, anggota dewannya tidak dapat memaafkan tindakan ilegal.

Pada tanggal 4 Februari 1703, para ronin diperintahkan untuk melakukan seppuku—hukuman yang lebih terhormat daripada eksekusi.

Berharap mendapatkan penangguhan hukuman di menit-menit terakhir, keempat daimyo yang memegang hak asuh ronin menunggu hingga malam tiba.

Namun tidak akan ada pengampunan. 46 ronin, termasuk Oishi dan putranya yang berusia 16 tahun, melakukan seppuku.

Para ronin dimakamkan di dekat tuan mereka di Kuil Sengkuji di Tokyo. Makam mereka menjadi tempat ziarah bagi para pecinta samurai dan Kekaisaran Jepang.

Salah satu orang pertama yang berziarah adalah samurai dari Satsuma yang menendang Oishi di jalan. Dia meminta maaf dan kemudian bunuh diri juga.

Para ronin dimakamkan di dekat tuan mereka di Kuil Sengkuji di Tokyo. Makam mereka menjadi tempat ziarah bagi para pecinta samurai dan Kekaisaran Jepang. (Public Domain)

Nasib ronin ke-47 tidak sepenuhnya jelas. Sebagian besar sumber mengatakan bahwa ketika dia kembali dari menceritakan kisah tersebut di rumah para ronin di Ako.

Shogun memaafkannya karena ia masih muda. Dia hidup sampai usia lanjut dan kemudian dimakamkan bersama yang lain.

Namun rupanya masyarakat marah atas hukuman yang dijatuhkan pada para samurai itu.

Untuk meredakan amarah, pemerintah shogun mengembalikan hak milik dan sepersepuluh dari tanah Asano kepada putra sulungnya.

Kisah 47 Ronin yang menginspirasi masyarakat Jepang

Selama era Tokugawa, Kekaisaran Jepang dalam keadaan damai. Akan tetapi di saat yang sama, samurai tidak melakukan banyak pertarungan.

Banyak orang Jepang takut kehormatan dan semangat samurai perlahan memudar. Kisah 47 Ronin memberi orang harapan bahwa masih ada samurai sejati yang tersisa.

Alhasil, cerita tersebut diadaptasi menjadi lakon kabuki yang tak terhitung jumlahnya, dan pertunjukan boneka bunraku.

Kemudian film dan acara televisi tentang kisah 47 ronin pun dibuat. Versi cerita fiksi dikenal sebagai Chushingura dan terus menjadi sangat populer hingga hari ini.

Memang, 47 Ronin diangkat sebagai contoh bushido untuk ditiru oleh penonton modern.

Orang-orang dari seluruh dunia masih melakukan perjalanan ke Kuil Sengkuji untuk melihat situs permakaman Asano dan 47 ronin.

Pengunjung dapat melihat kuitansi asli yang diberikan ke kuil oleh kerabat Kira ketika mereka mengambil kepalanya untuk dimakamkan.