Tujuh Dewa Keberuntungan yang Membawa Kemakmuran dalam Mitologi Jepang

By Sysilia Tanhati, Kamis, 22 Juni 2023 | 12:11 WIB
Dalam mitologi Jepang, ada sekelompok dewa yang dikenal sebagai Tujuh Dewa Keberuntungan. Setiap Tahun Baru, orang Jepang mengunjungi kuil-kuilnya. (Utagawa Toyokuni I/Harvard Art Museum)

Nationalgeographic.co.id - Dalam mitologi Jepang, ada banyak dewa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Di tahun baru, orang Jepang memiliki tradisi untuk memberikan penghormatan kepada tujuh dewa. Tujuh dewa ini dikenal sebagai Shichi Fukujin. Konon, para dewa ini dapat memberikan kebahagiaan dan kemakmuran bagi para penyembahnya.

Tujuh Dewa Keberuntungan dalam mitologi Jepang

Daikoku-ten, Ebisu, Benzai-ten, dan Bishamon berasal dari Jepang. Kemudian pada abad ke-16, tiga dewa keberuntungan Tiongkok pun bergabung. Mereka adalah Hotei, Fukurokuju, dan Jurogin.

Semuanya dikenal sebagai Tujuh Dewa Keberuntungan (Shichi Fukujin) atau Kebahagiaan. “Mereka adalah dewa-dewa yang penting, terutama bagi para pebisnis,” tulis A. Sutherland di laman Ancient Pages.

Ketujuh dewa ini memiliki kuilnya masing-masing. Oleh karena itu, orang Jepang mengunjungi tujuh kuil yang berbeda pada Tahun Baru.

Dua dewa populer

Dua dewa Jepang populer pertama dengan tradisi panjang adalah Ebisu dan Daikoku, sepasang dewa yang ceria. Penggambaran mereka yang indah dapat dilihat di mana-mana, seperti jalan, stasiun kereta api, jembatan, pintu masuk ke restoran. Bahkan distrik kota dinamai dewa-dewa ini.

Ada ribuan kuil yang didedikasikan untuk Ebisu dan Daikoku di seluruh Jepang. Bahkan lukisan mereka kerap muncul di fasilitas bisnis dan rumah.

Dalam mitologi Jepang, Daikoku dikenal sebagai penjaga petani, juru masak, dan pedagang. Dewa gembira yang gemuk biasanya memegang palu kayu. Konon, palu itu digunakan untuk memberi orang kebahagiaan setiap kali ia memukulnya. Di sisi lain, Daikoku memegang kantong besar dengan harta karun misterius di dalamnya. Dewa ini mirip dengan penampilan Ebisu, hanya karena dia adalah ayahnya.

Kuil Seiunji adalah domain dewa Ebisu. Dewa ini menjadi pelindung para pedagang, nelayan, musafir, serta petani dan sawahnya. Ebisu—dewa kemakmuran dan kekayaan dalam bisnis—disukai oleh orang Jepang. “Itu terutama karena senyumnya yang ceria dan sangat optimis,” tambah Sutherland.

Atributnya adalah topi di kepalanya dan ikan besar. Ikan itu berada di bawah ketiak kirinya atau dipegang dengan tangan kanannya.

Tujuh Dewa Keberuntungan dalam mitologi Jepang itu sering digambarkan di takarabune (kapal). Kapal yang penuh dengan harta karun yang menurut kepercayaan tiba di dunia manusia pada Malam Tahun Baru. (Hokusai Katsushika et al.)

Tujuh Dewa Keberuntungan dalam mitologi Jepang itu sering digambarkan di takarabune. Itu adalah sebuah kapal mitos yang dikemudikan melalui langit oleh Tujuh Dewa Keberuntungan. Kapal yang penuh dengan harta karun yang menurut kepercayaan tiba di dunia manusia pada Malam Tahun Baru. Para dewa kemudian memberikan kemakmuran, keberuntungan, dan hadiah luar biasa bagi semua yang layak mendapatkannya.

Dahulu, anak-anak diingatkan untuk meletakkan gambar rupa mereka di bawah bantal sebelum tidur untuk mendapatkan berkat.

Ebisu dan Daikoku didampingi oleh Bishamonten, Benzaiten, Yorujin, Fukurokuju, dan Hotei.

Bishamonten, dewa yang diadopsi dari agama Hindu

Bishamonten adalah pelindung prajurit, pembela perdamaian, dan penjaga hak dan kekayaan dalam perang di mitologi Jepang. Kuil Tennoji adalah rumah yang sangat dihormati bagi Dewa Bishamonten dan terletak di permakaman bersejarah Yanaka Reien. Itu adalah permakaman anggota keluarga Tokugawa yang terkenal dengan keshogunan Jepang selama 265 tahun.

Dewa Bishamonten (dalam bahasa Sansekerta: Vaisravana) tidak berasal dari Jepang. Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke agama Hindu dan diasosiasikan dengan dewa Hindu Kubera. Dalam agama Hindu, Dewa Kubera dikenal sebagai penguasa kekayaan.

Sang dewa Hindu itu diadopsi dan sangat dihormati sebagai salah satu dari Tujuh Dewa Kebahagiaan dalam budaya Jepang. Ia adalah salah satu dari Empat Raja Surgawi. Bishamonten berkaitan dengan martabat dan otoritas, dan melindungi mereka yang mengikuti aturan dan berperilaku dengan benar.

Sebagai pelindung para pejuang, ia digambarkan dengan lingkaran api, mengenakan pelindung kepala, baju besi. Seperti Buddha, ia juga memegang pagoda di tangan kirinya. Sedangkan di tangan kanannya, ia memegang tombak yang melambangkan pertarungan dewa melawan roh jahat.

Fukurokuju, dewa kebahagiaan yang berasal dari Tiongkok

Fukurokuju adalah dewa kebahagiaan, kekayaan, kebijaksanaan, umur panjang, dan kehati-hatian. Dia berasal dari Tiongkok dan mengenakan jubah tradisional Tiongkok. Atributnya adalah gulungan perkamen dengan kebenaran suci dan semua kebijaksanaan dunia ini. Sang dewa kerap digambarkan dengan janggut abu-abu panjang membuatnya mudah dikenali.

Dalam mitologi Jepang, dia adalah satu-satunya dewa dengan kemampuan membangkitkan orang mati. Dia suka bermain catur, jadi dia dianggap sebagai pelindung para pemain catur.

Benzaiten, satu-satunya dewa wanita di antara para dewa keberuntungan

Sebuah kuil kuno Shinobazuike Bentendo, dibangun pada awal periode Edo, dibangun untuk menghormati Benzaiten. Dikenal juga sebagai Benten, ia berasal dari dewi Hindu Saraswati.

Benzaiten adalah dewi ucapan benar dan musik Buddha dan Shinto. Terkadang, sang dewi digambarkan dengan dua tangan, terkadang dengan delapan. Dia selalu membawa benda-benda yang melambangkan maknanya. Misalnya, biwa, kecapi empat senar tradisional Jepang untuk musik, dan permata pedang untuk kebijaksanaan dan sumpah suci.

Benzaiten adalah pelindung para seniman, seni, dan terutama musik. Pemujaannya dimulai di Jepang selama periode dari abad ke-6 hingga ke-8.

Yorujin, juga berasal dari Tiongkok

Dewa Yorujin diyakini berasal dari Dewa Tao Tiongkok. Yorujin biasanya terlihat hampir sama dengan Fukurokuju dan melambangkan umur panjang serta kebijaksanaan.

Ia ditemani oleh rusa, lembu, kura-kura, atau burung bangau. Dalam budaya Jepang, hewan-hewan tersebut melambangkan umur panjang.

Hotei, dewa kelimpahan

Yang terakhir dalam kelompok dewa keberuntungan adalah Hotei, dewa kelimpahan, dengan perut besar yang gemuk dan wajah yang lucu dan ceria. Dia suka tertawa dan bahkan hal-hal kecil membuatnya sangat bahagia. Hotei pantas menjadi simbol optimisme dan kesehatan. Dia sering melemparkan sekarung beras ke punggungnya, ditujukan untuk orang miskin dan lapar.

Patung-patungnya menghiasi pintu masuk ke toko-toko dan restoran Jepang. Dia dianggap sebagai dewa pelindung para bartender. Ia pun disukai anak kecil karena sosoknya yang lucu dan perutnya yang sangat besar.

Tujuh Dewa Keberuntungan dalam mitologi Jepang itu merupakan dewa yang penting hingga kini. Setiap Tahun Baru, kuil-kuil mereka selalu dipenuhi dengan orang Jepang yang memohon berkat untuk tahun yang baru.