Sejarah Perang Salib Kataris, Perang Membasmi Orang Kristen Sesat

By Ricky Jenihansen, Selasa, 25 Juli 2023 | 09:14 WIB
Ilustrasi abad ke-15 M pembantaian orang kristen sesat di Prancis selatan dalam sejarah Perang Salib Kataris. (British Library)

Nationalgeographic.co.idSejarah Perang Salib memang tidak hanya menjadi konflik militer antara Kristen Eropa dan Peradaban Islam di Timur Tengah. Selain menghancurkan Kristen Ortodoks di Kekaisaran Bizantium, sejarah Perang Salib juga bergulir menghancurkan orang-orang Kristen sesat.

Pada tahun 1208, Paus Innosensius III (memerintah 1198-1216) menyerukan perang melawan kaum Kataris, orang-orang Kristen sesat di Prancis selatan. Sejarah Perang Salib inilah yang nanti dikenal dengan Perang Salib Kataris atau Albigensian.

Dalam sejarah Perang Salib, ini adalah Perang Salib pertama yang khusus menargetkan orang Kristen dan bukan Peradaban Islam. Nantinya, Perang Salib keempat yang juga diserukan Paus Innosensius III juga akan berakhir memerangi Kristen Ortodoks.

Languedoc dan kaum Kataris

Languedoc Abad Pertengahan adalah wilayah Prancis selatan dengan ibu kota tidak resminya di Toulouse. Bahasa resmi di sana adalah Occitan, yang memberi nama wilayah budaya yang lebih luas di Prancis selatan, yaitu Occitania.

Perang Salib Kataris juga dikenal dengan Perang Salib Albigensian. Nama itu berasal dari nama Albi, kota katedral 65 kilometer timur laut Toulouse pada abad ke-13.

Albigensian berarti 'dari Albi' tetapi orang-orang Kristen sesat lebih tepat dikenal sebagai Cathars of Languedoc atau Kataris Languedoc. Bahkan jika pusat penting pertama mereka didirikan di Albi.

Kaum Kataris hidup sederhana dan menjauhi materialisme. Mereka hidup dalam komunitas yang terisolasi, meskipun ada dua tingkat partisipasi aktif dengan yang satu lebih ketat dan penganutnya terbatas pada biara.

Kaum Kataris bukanlah satu-satunya kelompok agama di wilayah Languedoc dan Gereja Katolik juga merupakan perlengkapan masyarakat yang juga ada di sana, bahkan tidak sedikit.

Akan tetapi, pada awal abad ke-13 M, kaum Kataris memiliki gereja mereka sendiri. Gereja Kataris memiliki uskup dan pengikut dari semua kelas sosial, sehingga dianggap menjadi ancaman paling berbahaya bagi otoritas Gereja Katolik di Prancis.

Oleh karena itu, Gereja Katolik Roma mengirim utusan untuk menangani kaum Kataris. Awalnya Kaum Kataris dianggap akan mengikuti Gereja Katolik Roma dan berjanji berubah.

Namun, pada dekade pertama tahun 1200-an M, sangat jelas bahwa banyak penguasa Languedoc masih mendukung Katarisme. Katarisme menjadi alternatif yang lebih murah daripada otoritas Gereja Katolik yang dianggap memberatkan dengan sistem pajak.