Sejarah Perang Salib Kataris, Perang Membasmi Orang Kristen Sesat

By Ricky Jenihansen, Selasa, 25 Juli 2023 | 09:14 WIB
Ilustrasi abad ke-15 M pembantaian orang kristen sesat di Prancis selatan dalam sejarah Perang Salib Kataris. (British Library)

Dengan demikian, utusan yang dikirim Gerejak Katolik Roma dianggap gagal. Paus Innosensius III akhirnya memutuskan untuk memberantas Kaum Kataris dengan paksa.

Pemicu terakhir adalah pembunuhan seorang utusan Kepausan di dekat Arles pada tahun 1208 M, perbuatan yang dilakukan oleh seorang pengawal penguasa Languedoc, Pangeran Raymond VI dari Toulouse (memerintah 1194-1222 M).

Perang Salib Kataris hanya alasan untuk kepentingan Kerajaan Prancis. (British Library)

Paus dan Raja

Paus Innosensius III akhirnya menyerukan gerakan melawan Kaum Kataris yang akan menjadi sejarah Perang Salib Kataris. Paus memastikan anggaran Gereja Katolik Roma dapat digunakan untuk perang tersebut.

Sementara mereka yang ikut berperang dijamin penebusan dosa, sama seperti janji pada Pasukan Salib di Tanah Suci Yerusalem melawan Peradaban Islam.

Selain Perang Salib pertama melawan orang Kriste, perang ini juga pertama kalinya Gereja Katolik Roma memanggil pasukan pejuang internasional untuk memerangi orang sesat.

Sebelumnya gerakan semacam itu hanya dilakukan di tingkat lokal. Gagasan untuk menyerang sesama orang Kristen mendapat dukungan berkat tokoh-tokoh seperti Santa Maria dari Oignies yang mengaku mendapat penglihatan.

Santa Maria mengaku mendapatkan penglihatan Yesus Kristus yang prihatin terhadap Kaum Kataris di Prancis selatan, dan Santa Maria bahkan melakukan perjalanan sendiri ke wilayah tersebut.

Yang dibutuhkan selanjutnya adalah dukungan politik yang sesuai dengan seruan Gereja Katolik Roma untuk menyerang Prancis selatan.

Menyusul seruan dari Paus Innosensius III dan ekskomunikasi Raymond VI dari Toulouse, Perang Salib yang diusulkan didukung oleh raja Prancis Philip II (memerintah 1180-1223 M) dan putranya, Louis VIII (memerintah 1223-1226 M).

Dukungan itu sebagai sarana untuk meningkatkan kontrol mahkota atas Prancis selatan, karena pada waktu itu wilayah Prancis selatan lebih bersimpati dengan kerajaan-kerajaan Spanyol timur.