Dunia Hewan: Terlihat Sama, Setiap Jaring Laba-Laba Ternyata Berbeda

By Ricky Jenihansen, Jumat, 28 Juli 2023 | 15:16 WIB
Seekor laba-laba taman Eropa (Araneus diadematus) membuat jaring. Setiap jaring laba-laba ternyata berbeda. (Chris George)

Mereka mulai dengan beberapa utas yang berpusat pada satu titik, dalam bentuk "Y"; laba-laba kemudian membuat bingkai di sekitar "Y", menghubungkan beberapa utas lagi di tengah.

"Kemudian mereka membuat lebih banyak utas dari tengah ke rangka—inilah yang disebut ruji-ruji, atau, jari-jari roda, jika Anda membandingkannya dengan roda," kata Zschokke kepada Live Science.

Pada titik ini, laba-laba bergerak ke tengah dan membangun apa yang dikenal sebagai spiral bantu dari dalam ke luar. Ini adalah struktur penahan yang terbuat dari sutra yang tidak lengket.

Setelah spiral sementara ini selesai, laba-laba membuat spiral lengket baru ke arah tengah dari bingkai luar. Ketika spiral itu selesai, laba-laba menghilangkan spiral tambahan, Zschokke menjelaskan.

Sampai batas tertentu, semua jaring bola mirip satu sama lain, tetapi ada detail yang berbeda di antara spesies.

"Misalnya, laba-laba dalam genus Cyclosa memasang "hiasan" di tengah jaringnya yang terbuat dari sisa makanan mangsa dan potongan daun. Struktur itu mungkin digunakan laba-laba sebagai kamuflase," kata Zschokke.

Penenun bola lainnya menggabungkan struktur zig-zag ke pusat jaring, yang dikenal sebagai stabilimentum.

Sementara sebagian besar penenun bola menghasilkan jaring yang tegak lurus dengan tanah. Akan tetapi beberapa, seperti Leucauge dromedaria membuat jaring pemintalan yang berorientasi horizontal, menurut Atlas of Living Australia.

Struktur jaring (A) jaring corong (Agelenidae), (B) jaring lembaran (Linyphiidae), (C) jaring jala (Dictynidae), (D) jaring bola kecil (Uloboridae) (E) jaring bola vertikal (Aranaeidae), (F ) jaring kusut (Theridiidae), (G) jaring bola horizontal (Tetragnathidae). (Roberson et al.)

Jaring yang dipintal oleh laba-laba yang bukan penenun bola mungkin terlihat berantakan atau serampangan jika dibandingkan. Jenis web ini termasuk jaring corong, jaring lembaran, dan jaring kusut.

Pola tersebut dijelaskan dalam sebuah penelitian dunia hewan yang diterbitkan pada tahun 2013 di jurnal PeerJ. Jurnal akses terbuka itu diterbitkan dengan judul "Deer herbivory reduces web-building spider abundance by simplifying forest vegetation structure".

Lokasi fisik jaring bola juga dapat memengaruhi tampilannya, Sebastian Echeverri, ahli arakhnologi dari American Arachnological Society, mengatakan kepada Live Science.