Ovid: Panduan Bercinta dan Menjalin Hubungan Asmara pada Romawi Kuno

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 27 Juli 2023 | 09:00 WIB
Penulis Romawi Ovid mengungkapkan bagaimana wanita Romawi beralih dari “mendandani ladang” menjadi “mendandani diri sendiri”. Di masa itu, kulit putih jadi lambang kecantikan wanita romawi. (Herkulaneischer Meister)

Medicamina Faciei Femineae: Ovid Sang Guru Kecantikan

Bab terakhir dari "puisi nasihat" Ovid, atau dikenal sebagai puisi didaktik, adalah puisi kecil yang tidak biasa yang judulnya diterjemahkan sebagai "Kosmetik untuk Wajah Wanita".

Dalam Medicamina, Ovid menyatakan bahwa penting bagi wanita untuk memupuk kecantikan mereka. Meskipun karakter dan perilaku yang baik lebih penting, penampilan seseorang juga tidak boleh diabaikan.

Sejumlah unguentaria (wadah parfum dan minyak), abad ke-4 Masehi. (Via Christie's)

Ovid menjelaskan dengan sangat rinci tentang perawatan kecantikan dan tata rias yang efektif dalam puisi ini.

Melalui Medicamina, ia memberikan wawasan menarik tentang bahan-bahan yang digunakan dalam produk kecantikan di Romawi kuno. 

Ovid menyarankan beberapa bahan yang menarik untuk masker wajah yang efektif. Salah satu ramuan tersebut meliputi: mur, madu, adas, daun mawar kering, garam, kemenyan, dan air jelai yang dicampur menjadi pasta.

Ramuan lainnya melibatkan sarang burung kingfisher, yang dihancurkan dengan madu loteng, dan dupa.

Ovid, Cinta, dan Romawi Kuno

Menurut Laura, sikap Ovid terhadap seks dan hubungan asmara dalam puisi cintanya dapat digambarkan sebagai sikap yang santai dan bahkan sembrono.

“Jelas sekali, minatnya terletak pada rayuan dan sensasi pengejaran daripada tindakan jatuh cinta,” jelas Laura.

Puisi cinta Ovid merupakan terobosan baru pada masanya. Popularitasnya melonjak pada pergantian abad kesatu Masehi dan karya-karyanya akan dikenal oleh banyak masyarakat elit Roma kuno.

Patung Kaisar Augustus dari Prima Porta, abad ke-1 Masehi. (Via Museum Vatikan)

Namun, puisinya juga merupakan penolakan eksplisit terhadap cita-cita moral dan politik konservatif Augustan.

Sayangnya, pendekatan perintis Ovid dianggap terlalu berlebihan bagi Kaisar Augustus. 

Hal itu mengorbankan kariernya dan, pada akhirnya, hidupnya berakhir dalam pengasingan yang jauh dari kota yang ia cintai.