Sorotan Circular City Clean di Blok M: Puntung Rokok dan Plastik Anak Tongkrongan

By Utomo Priyambodo, Minggu, 6 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Aksi membersihkan sampah dan penyadaran lingkungan lewat kegiatan Circular City Clean yang digagas oleh SayaPilihBumi. (Donny Fernando)

Nationalgeographic.co.idSayaPilihBumi kembali menggelar Circular City Clean di Jakarta. Kali ini bertempat di wilayah Blok M, area kawasan bisnis dan perbelanjaan yang terletak di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Circular City Clean kedua di Jakarta ini baru saja rampung diadakan pada Ahad pagi ini, 6 Agustus 2023. Kegiatan membersihkan sampah bersama (clean up) di ruang publik di Blok M ini dimulai dari titik kumpul di Taman Literasi lalu bergerak menuju ke depan Blok M Square, lalu bergerak mengelilingi pertokoan di Blok M untuk kembali ke Taman Literasi.

Dari hasil kegiatan Circular City Clean ini yang diikuti lebih dari 20 orang ini, terkumpul 30 kilogram sampah. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan hasil Circular City Clean di kawasan Car Free Day Jakarta bulan lalu yang hanya 22 kilogram.

Perbandingan ini cukup menarik. Pasalnya, area yang disisir dalam Circular City Clean di CFD Jakarta pada Juli lalu berkali-kali lipat lebih luas dibanding di Blok M kali ini. Jumlah peserta pada bulan lalu juga berkali-kali lipat lebih banyak karena lokasinya strategis dan didatangi banyak orang.

Diky Wahyudi Lubis, Community Manager Grid Network—grup media yang memayungi kampanye SayaPilihBumi, mengatakan Circular City Clean di Blok M ini merupakan rangkaian kegiatan bersih-bersih SayaPilihBumi di Jakarta.

"Kita pengen keliling ke ruang-ruang publik yang ada di ibu kota," kata Diky.

Secara khusus, wilayah Blok M dipilih karena ini "jadi tempat pusat anak-anak muda buat hangout, nongkrong," ujar Diky. "Banyak orangnya, pasti akan banyak pula sisa konsumsinya. Kita pengen melihat sudah sejauh mana tanggung jawab mereka ketika nongkrong."

Yang menarik dari jenis sampah yang terkumpul di kawasan Blok M ini adalah ternyata banyak sampah puntung rokok yang dibuang sembarangan. Jumlahnya mencapai ratusan.

"Jadi kembali mengingatkan teman-teman yang merokok, harusnya bisa lebih bertanggung jawab dengan membuat puntung rokoknya di tempat yang semestinya," tegas Diky.

Diky mengingatkan bahwa puntung rokok bisa merusak kualitas tanah dan air kita. Hasil sebuah penelitian membenarkan hal itu.

Hasil riset yang terbit di jurnal Ecotoxicology and Environmental Safety pada 2019 menemukan bahwa puntung rokok membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Apabila dibuang sembarangan, puntung rokok akan merusak lingkungan hidup.

Sebagian sampah sedotan plastik dan puntung rokok yang terkumpul lewat kegiatan Circular City Clean di kawasan Blok M. (Donny Fernando)

Pada dasarnya, puntung rokok terdiri atas ribuan serat selulosa asetat. Meski bisa terurai secara biologis, serat ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai. Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi di dasar laut dalam.

Lebih dari itu, filter rokok bekas juga mengandung ribuan bahan kimia yang dapat membunuh tanaman, serangga, tikus, jamur, dan makhluk hidup lainnya. Bahkan, beberapa bahan kimia dalam filter rokok bekas dikenal sebagai karsinogen, senyawa penyebab kanker.

Dalam kegiatan Circular City Clean sebelumnya, Hendro Subroto selaku penggagas organisasi Operasi Semut memberi tips cara melihat kesadaran masyarakat terhadap sampah.

"Tungguin aja orang yang sedang merokok sampai dia selesai merokok. Kita lihat apakah dia kemudian buang puntung rokoknya ke tempat sampah, dia simpan di sakunya, atau dia buang sembarangan," ujar Hendro.

Mereka yang Peduli Lingkungan: Anak Muda hingga Lansia

Lee Hyun Yung (66), pria lansia yang tinggal di Pos Pengumben, Jakarta Barat, rela jauh-jauh ke Blok M untuk berpartisipasi dalam Circular City Clean di Blok.

"Saya dapat info ini dari instagram. Saya tertarik mengenai lingkunga," kata Ayung, sapaan Hyun Yung, yang merupakan pensiuan pegawai swasta.

Ayung peduli pada masalah sampah karena menurutnya sampah sudah berdampak terhadap perubahan iklim. "Suhu bumi meningkat," ujarnya.

Oleh karena itu, dalam kegiatan sehari-harinya, Ayung sudah terbiasa mengurangi pembuangan sampah. "Sampah organik saya taruh sebagai pupuk tanaman. Saya taruh di pot tanaman."

Ayung merasa senang dengan adanya kegiatan Cicular City Clean ini. "Bagi saya ini menambah aktivitas supaya lebih sehat. Sekalian olahraga," ucap Ayung tersenyum.

"Dan juga bermanfaat bagi bumi," tambah Ayung bersemangat. "Kan kalau di Islam itu, ada satu semboyan yang sangat menarik itu kan, rahmatan lil'alamin. Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Kegiatan kita ini saya pikir juga bermanfaat bagi sesama kita maupun lingkungan hidup."

Lee Hyun Yung (66) bersemangat membersihkan sampah di kawasan Blok M lewat kegiatan Circular City Clean. (Donny Fernando)

Susi Asih (36), warga yang berdomisili di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, juga rela pergi lintas kota untuk mengikuti kegiatan Circular City Clean di Blok M ini. Dia mendapatkan informasi kegiatan ini di Instagram.

"Saya sudah follow akun @SayaPilihBumi. Jadi begitu tahu ada kegiatan ini langsung saya register," ujar Susi yang berprofesi sebagai wirawasta.

Susi mengatakan kegiatan ini membuatnya bersemangat. "Karena ini panggilan hati, jadi aku excited. So far tim SayaPilihBumi ini juga solid, aku lihat, dan terorganisir dengan baik," ujarnya.

Dia merasa gelisah dengan permasalahan sampah kota. "Climate change kita sudah rasain. Kita udah lihat juga berita-berita di luar sana bahwa TPA di sini udah penuh dan segala macam. Jadi siapa lagi sih yang take care ke bumi ini, kalau bukan kita? Jadi musti ada aksi kecil dari kita," tegas Susi.

Lebih lanjut, Susi berharap kegiatan ini bisa mensosialisasikan kepada orang-orang agar jangan terlalu sering menggunakan produk yang menghasilkan sampah plastik. Selain itu dia berharap kegiatan ini bisa menyindir banyak orang.

"Harapannya dengan adanya kegiatan ini semakin banyak orang akan melihat dan akan lebih malu kalau buang sampah sembarangan. Mereka akan sadar kalau lingkungan terdekat kita perlu di-take care juga buat generasi anak-anak kita nantinya, Sayangi bumi mulai dari sekarang," pungkasnya.

I Gusti Krishna Aditama, Chapter Leader Trash Hero Jakarta, juga mengikuti kegiatan Circular City Clean di Blok M ini. Komunitas Trash Hero Jakarta biasanya mengadakan kegiatan bersih-bersih sampah di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dengan jumlah relawan sebanyak 20 orang dalam setiap kegiatan.

Menurut Khrisna, sampah yang ada di kawasan Blok M ini ternyata lebih banyak daripada di Lapangan Banteng.

"Sebetulnya udah sadar tempat ini rame banget, tapi belum pernah ngambil aksi di sini. Karena memang ke sini hanya main, nongkrong," ujarnya.

Khrisna ikut kegiatan Circular City Clean di Blok M karena "ingin melihat apa akibat dari kita sering main, nongkrong di sini. Ternyata banyak banget sampahnya."

"Karena ini tempat nongkrong, jadi banyak puntung rokok, sedotan plastik, sama gelas plastik. Orang-orang kalau lagi nongkrong kan mungkin kebiasannya minum kopi, minum minuman manis, dan merokok."

Sebagian peserta ikut berfoto bersama setelah kegiatan Circular City Clean di Blok M. (Donny Fernando)

Khrisna berharap dengan adanya kegiatan ini, banyak orang jadi sadar bahwa sampah itu sudah menjadi sebuah masalah. "Kalau dari teman-teman Trash Hero itu melihat kenapa sampah itu tidak pernah selesai, karena orang-orang memanggap itu bukan sebuah masalah, karena toh ada yang membersihkan."

"Jadi sebenarnya dengan clean up ini bukan sekadar membersihkan, tapi lebih ke aksi menyadarkan sebenarnya," ujar Khrisna. "Karena kalau hanya clean up di sini, kita seribu kali pun tidak akan pernah selesai."

Dodi, staf Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan, mengapreasiasi kegiatan Circular City Clean ini. Dia berharap kegiatan ini bisa menginspirasi orang-orang yang ada di kawasan Blok M agar sadar lingkungan dan senantiasa buang sampah pada tempatnya.

"Mudah-mudahan timbul kesadaran masyarakat untuk buang sampah [pada tempatnya] dan milah sampah agar terkikis sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir itu jadi lebih sedikit," kata Dodi.

Terkait upaya pengurangan jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), Diky berharap ke depan SayaPilihBumi bisa mengolah sampah puntung rokok yang terkumpul dari kawasan tongkrongan seperti Blok M ini.

"Kita kerja sama dengan teman-teman komunitas yang bisa mengolah sampah puntung rokoknya. Yang kebayang saya, sampah puntung rokoknya mungkin bisa dijadikan asbak atau sesuatu yang berguna yang kita bagikan ke tempat anak-anak muda nongkrong," ujar Diky.

Diky menegaskan kegiatan ini bukan jadi yang terakhir dan bukan pula yang pertama. Bukan pula kegiatan yang seremonial.

"Ini jadi kegiatan rutin yang kita lakukan karena ini bentuk tanggung jawab kita bermasyarakat dengan lingkungan yang ada. Artinya kita hidup harus selaras dengan alam."