Namun, faktanya penggembala tersebut juga tak dapat membunuh Paris, dan ia meninggalkannya di puncak gunung, dengan harapan akan mati.
Ajaib, Paris berhasil selamat setelah ditinggalkan di puncak gunung. Beberapa mitos mengatakan bahwa ia melakukannya dengan meminum susu dari beruang.
Sang Penggembala mencoba kembali ke Gunung Ida sembilan hari kemudian, berharap menemukan mayat Paris, namun menemukan sesuatu yang lain: Paris masih hidup.
“Ia menganggap kelangsungan hidup anak itu sebagai tindakan ilahi dari para dewa dan memutuskan untuk membawa Paris bersamanya,” jelas Rhys. “Penggembala itu membesarkannya sebagai anaknya, dan Paris tumbuh tanpa menyadari identitas aslinya.”
Bagaimanapun, darah bangsawan Paris sulit disembunyikan. Ia luar biasa dalam hampir setiap tugas yang dia lakukan.
Ia menjadi seorang gembala yang sangat baik dan bahkan berhasil menyelamatkan ternaknya dari beberapa pencuri.
Tindakannya membuat orang-orang memanggilnya Alexander, yang berarti pelindung manusia.
Akhirnya, peri Oenone dari Gunung Ida jatuh cinta pada Paris karena kemampuannya yang menakjubkan.
Oenone adalah penyembuh yang luar biasa. Ia mendapatkan kemampuan tersebut dari Apollo dan Rhea. Ia dapat menyembuhkan hampir semua luka, terlepas dari seberapa seriusnya luka itu.
Oenone berjanji kepada Paris untuk selalu menjaganya. Namun, Rhys menjelaskan, “pada akhirnya, Paris meninggalkan Oenone demi Helen dari Sparta.”
Salah satu hiburan utama Paris adalah mengatur kontes antara sapi jantan ternaknya dengan sapi jantan milik penggembala lain.