Namun, operasi yang lebih kompleks kemungkinan besar terbatas karena kurangnya alat dan anestesi canggih.
Sihir dan agama adalah komponen penting dari pengobatan Mesir Kuno, dengan jimat, doa, dan ritual yang digunakan untuk memohon campur tangan atau perlindungan ilahi terhadap penyakit dan cedera.
Dokter sering merangkap sebagai pendeta atau penyihir, melakukan ritual di samping perawatan praktis untuk memastikan pemulihan fisik dan spiritual pasien.
Kehidupan Keluarga dan Peran Gender
Kehidupan keluarga memainkan peran sentral dalam masyarakat Mesir Kuno. Perkawinan biasanya diatur antara keluarga, meskipun individu sering memiliki suara dalam memilih pasangan.
Monogami adalah norma, tetapi pria elite, terutama pejabat dan keluarga kerajaan, dapat memiliki banyak istri atau selir.
Dalam sejarah Mesir kuno, perceraian dibolehkan bagi pria dan wanita, dengan wanita mempertahankan hak untuk memiliki dan mengelola properti dan warisan.
Anak-anak sangat dihargai, dan orang Mesir Kuno sangat mementingkan pengasuhan dan pendidikan mereka. Orang tua bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai moral, disiplin, dan keyakinan agama pada anak-anak mereka.
Peran gender di Mesir Kuno relatif terdefinisi dengan baik, tetapi lebih fleksibel daripada di banyak masyarakat kuno lainnya.
Laki-laki terutama bertanggung jawab untuk bekerja di luar rumah, terlibat dalam pertanian, kerajinan tangan, atau perdagangan.
Mereka juga memegang sebagian besar posisi otoritas, seperti pejabat pemerintah, pendeta, dan perwira militer. Namun, wanita di Mesir Kuno menikmati tingkat kemandirian dan hak hukum yang relatif tinggi. Mereka dapat memiliki properti, menjalankan bisnis, dan bertindak sebagai saksi dalam masalah hukum.
Meski peran utama dipusatkan di rumah tangga, perempuan juga bisa bekerja sebagai pedagang, penenun, atau bahkan memegang posisi di kuil sebagai pendeta wanita.