Empedocles, Filsuf Yunani Kuno yang Nekat Lompat ke Gunung Berapi

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 26 Agustus 2023 | 18:00 WIB
Empedocles adalah seorang filsuf, penyair, dan ilmuwan asal Yunani kuno yang terkenal dengan teori kosmogonik dalam sejarah dunia (Classical Wisdom)

Nationalgeographic.co.id—Empedocles adalah seorang filsuf, penyair, dan ilmuwan asal Yunani kuno. Kisah hidupnya dalam catatan sejarah dunia sangat menarik.

Dia adalah seorang pria yang sangat peduli dengan pemahaman alam dan misteri alam semesta. Empedocles terkenal karena teorinya tentang empat elemen dan keyakinannya pada perpindahan jiwa.

Dari kemampuannya melakukan keajaiban hingga pilihan fesyennya yang aneh, Empedocles adalah sosok yang memikat sekaligus membingungkan orang-orang sezamannya dalam sejarah.

Masa Muda

Empedocles lahir di kota Akragas, sekarang Agrigento di Sisilia. Dia adalah anggota keluarga kaya dan berpengaruh, dan menerima pendidikan yang sangat baik dalam bidang filsafat, matematika, dan sains.

Dia sangat tertarik pada alam, dan menghabiskan sebagian besar hidupnya mempelajari dan menjelajahi misteri alam semesta.

Sayangnya, kita tidak tahu banyak lagi tentang kehidupannya, karena hanya ada sedikit sumber informasi utama tentang Empedocles.

Yang tersisa adalah penggalan puisinya sendiri, serta referensi kepadanya dalam tulisan filsuf Yunani kuno lainnya. Meskipun hanya mengetahui sedikit tentang kehidupannya, kita mengetahui cukup banyak tentang keyakinannya dari sumber-sumber berikut.

Teori Empat Elemen 

Salah satu penemuan Empedocles yang tercatat dalam sejarah dunia adalah adalah teorinya tentang empat unsur. Empedocles percaya bahwa alam semesta terdiri dari empat unsur dasar yaitu tanah, udara, api, dan air. 

Unsur-unsur ini bukan sekedar substansi fisik, namun juga prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku segala sesuatu di alam semesta.

Menurut Empedocles, keempat unsur tersebut bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Benda-benda tersebut tidak diciptakan atau dimusnahkan, melainkan terus-menerus bercampur dan terpisah untuk menciptakan beragam objek dan fenomena yang kita amati di dunia sekitar kita.

Empedocles percaya bahwa keempat unsur tersebut memiliki sifat dan karakteristik tertentu yang menentukan perilakunya.

Bumi berat dan stabil, sedangkan udara ringan dan bergerak. Api terasa panas dan kering, sedangkan air dingin dan basah.

Ia juga percaya bahwa keempat unsur tersebut dapat bergabung dalam proporsi berbeda untuk menciptakan semua zat dan objek berbeda di dunia. Misalnya, kombinasi tanah dan air akan menghasilkan lumpur, sedangkan kombinasi udara dan api akan menghasilkan panas.

Selain sifat fisiknya, Empedocles percaya bahwa keempat elemen tersebut juga dikaitkan dengan emosi dan temperamen yang berbeda.

Bumi dikaitkan dengan kelesuan dan kelesuan, sedangkan udara dikaitkan dengan kecepatan dan keringanan. Api diasosiasikan dengan kemarahan dan nafsu, sedangkan air diasosiasikan dengan ketenangan dan ketentraman.

Empedocles juga percaya bahwa keempat elemen tersebut terus bergerak, dan interaksinya dapat menciptakan fenomena alam seperti gempa bumi, petir, dan badai.

Ia percaya bahwa pergerakan unsur-unsur tersebut didorong oleh dua kekuatan yang berlawanan: cinta dan perselisihan. Cinta menyatukan unsur-unsur, sementara perselisihan memisahkan mereka.

Pikirannya Tentang Jiwa

Empedocles juga percaya pada perpindahan jiwa, yaitu gagasan bahwa setelah kematian, jiwa berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya.

Jiwa itu abadi dan melewati siklus reinkarnasi, melewati berbagai bentuk kehidupan, termasuk hewan dan tumbuhan, sebelum akhirnya kembali ke tubuh manusia. Ia juga percaya bahwa jiwa memiliki ingatan akan kehidupan dan pengalaman masa lalu, dan ingatan ini terbawa dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya.

Empedocles meyakini bahwa jiwa dapat dimurnikan dan diangkat melalui proses disiplin spiritual, yang melibatkan penyeimbangan empat elemen dan mengatasi emosi dan keinginan negatif yang mengikat jiwa pada siklus reinkarnasi. 

Gagasan Empedocles tentang perpindahan jiwa bukanlah sesuatu yang unik baginya, namun merupakan kepercayaan umum di kalangan filsuf Yunani kuno dan tradisi keagamaan.

Penekanannya pada pentingnya disiplin dan pemurnian spiritual, bagaimanapun, merupakan kontribusi penting bagi perkembangan filsafat dan spiritualitas Yunani kuno. 

Kematiannya yang Aneh 

Ada berbagai versi kematian Empedocles, dan salah satunya melibatkan gagasan bahwa ia percaya bahwa ia adalah dewa. Empedocles telah memperoleh banyak pengikut dan percaya bahwa dia adalah dewa. Dia juga menjadi semakin tertutup dan jauh dari para pengikutnya.

Dalam versi cerita ini, Empedocles memutuskan untuk melakukan tindakan terakhir yang akan menunjukkan keilahiannya kepada para pengikutnya.

Dia mengundang mereka untuk berkumpul di puncak Gunung Etna, di mana dia mengumumkan bahwa dia akan melompat ke dalam kawah dan naik ke surga, meninggalkan tubuh duniawinya.

Empedocles kemudian melompat ke dalam lubang api, namun tubuhnya tidak terbakar oleh api. Sebaliknya, ia terlempar keluar dari gunung berapi karena letusan mendadak, dan para pengikutnya menemukan sandalnya tergeletak di tepi kawah. 

Mereka menyadari bahwa Empedocles belum menjadi dewa, namun malah binasa dalam usahanya untuk melampaui keberadaan fananya. 

Warisan Empedocles

Warisan Empedocles terus dirasakan hingga saat ini di banyak bidang studi. Penekanannya pada pentingnya observasi dan eksperimen dalam penyelidikan ilmiah telah mempengaruhi generasi ilmuwan dan peneliti. 

Keyakinannya terhadap keterhubungan segala sesuatu di alam semesta juga berdampak jangka panjang pada filsafat dan spiritualitas dalam sejarah dunia.