Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani dan Romawi, Aeneas adalah seorang pangeran Troya dan pendiri Romawi yang legendaris. Ayahnya adalah Anchises, anggota keluarga Kerajaan Troya. Sedangkan ibunya dewi Aphrodite atau Venus.
Aeneas adalah salah satu dari sedikit pahlawan Troya yang lolos dari pengepungan Troya. Setelah kejatuhan Troya, Aeneas memulai perjalanan 7 tahun yang terkenal.
Keluarga Aeneas dalam mitologi Yunani
Kisah kelahiran Aeneas diceritakan dalam Homeric Hymn to Aphrodite. “Himne tersebut menceritakan bagaimana Aphrodite memengaruhi hubungan cinta para dewa,” tulis Liana Miate di laman World History Encyclopedia. Bahkan Zeus yang perkasa pun tidak kebal terhadap kekuatan Aphrodite
Karena itu, Zeus memutuskan untuk memberi pelajaran pada Aphrodite. Sang dewa membuat Aphrodite jatuh cinta pada manusia fana. Ia pun bertemu dengan Anchises. Awalnya, manusia fana itu tidak mengetahui jika Aphrodite adalah dewi. Namun ia menjadi ketakutan begitu mengetahui kebenarannya.
Aphrodite memberi tahu Anchises bahwa bidadari gunung akan membesarkan putra. Dan ketika mencapai usia tertentu, dia akan dibawa ke ayahnya. Anchises harus memberi tahu kepada orang-orang bahwa ibu putranya adalah bidadari.
Aphrodite memperingatkannya pria itu. Jika Anchises mengatakan yang sebenarnya tentang asal usul putra mereka, Zeus yang marah akan melemparkan petir ke arahnya.
Seperti prediksi Aphrodite, begitu Zeus mengetahui bahwa Anchises adalah ayah Aeneas, dia melemparkan petir ke arahnya. Anchises pasti mati jika Aphrodite tidak turun tangan dan mengalihkan petir agar mendarat di kakinya. Namun, guncangan dari serangan itu melemahkan Anchises sehingga dia tidak bisa berjalan lagi.
Aeneas dalam Iliad
Aeneas memainkan peran kecil dalam Iliad. Ia adalah pemimpin Dardanian (di Anatolia modern). Sebagai pemimpin, Aeneas menunjukkan keberanian yang luar biasa saat bertempur.
Dia bertarung bersama Pandarus, seorang raja dan komandan Troya, dan melindungi tubuhnya setelah dia dibunuh oleh Diomedes, raja Argos. Diomedes memukul paha Aeneas dengan batu besar, membuatnya berlutut. Aeneas akan mati jika ibunya, Aphrodite, tidak menyelamatkannya. Sang dewi melindunginya dari serangan senjata.
Apollo mendesak Aeneas untuk menghadapi Achilles, mengingatkannya akan keilahiannya sebagai keturunan Aphrodite. Maka Aeneas pun pergi ke Achilles, sementara para dewa berkumpul untuk menyaksikannya.
Achilles mengejek Aeneas dan mencoba membuatnya mundur. Keduanya berdua bertarung dengan sengit, tetapi jelas bahwa Aeneas bukanlah tandingan Achilles yang perkasa. Untungnya, para dewa memutuskan untuk menyelamatkan Aeneas. Poseidon mengalihkan perhatian Achilles dengan menuangkan kabut ke matanya dan mengangkat Aeneas dengan selamat.
Setelah kejatuhan Troya, Aeneas memimpin perjalanan keluar dari Troya. Perjalanan ini menjadi petualangan legendaris sang pahlawan mitologi Yunani.
Perjalanan Aeneas keluar dari Troya
Aeneas menceritakan perjalanannya setelah meninggalkan Troya. Setelah disesatkan oleh ramalan dan mimpi, mereka sampai di Delos dan disambut oleh Raja Anius. Mereka kemudian berlayar ke Kreta yang sepi tetapi menemukan pemandangan yang panas dan tandus. Setelah mencapai Strophades, mereka diusir oleh para harpa ganas.
Akhirnya sampai di Epirus, mereka disambut oleh pengungsi Troya lainnya. Namun, Aeneas menyadari bahwa takdirnya adalah menemukan kota besar. Maka ia pun melanjutkan perjalanannya. Saat mereka mendekati Sisilia, mereka mengindahkan peringatan Raja Helenus dan menghindari selat yang dijaga oleh Scylla dan Charybdis yang mengerikan. Sayangnya, Anchises meninggal saat mereka berada di Sisilia.
Aeneas berlayar selama 6 tahun mengelilingi Mediterania dan berada di bawah pengaruh badai dan Juno yang marah. Setelah itu, ia terdampar di Syrtes (pantai utara Afrika). Dalam versi mitologi Romawi, Venus (atau Aphrodite) menyaksikan perjuangan putranya dan memohon kepada ayahnya untuk mengizinkan Aeneas hidup dan memenuhi takdirnya.
Jupiter meyakinkannya bahwa ia akan melakukannya. Venus menyamar dan membimbing putranya ke Kartago setelah membungkusnya dengan kabut tembus pandang.
Aeneas dan anak buahnya bertemu Dido, ratu Kartago, yang mengadakan perjamuan untuk menghormati mereka. Venus masih resah dengan niat Juno terhadap Aeneas. Dia memutuskan untuk membuat Dido jatuh cinta pada putranya. Sang dewi pun mengirimkan Cupid yang menyamar untuk menumbuhkan cinta.
Dido memohon kepada Aeneas untuk menceritakan kisah tragis Perang Troya. Dido dan Aeneas saling jatuh cinta, meski Dido bersumpah tidak akan jatuh cinta lagi setelah kematian suaminya. Juno mengatur semacam pernikahan di antara mereka untuk mencegah Aeneas mendirikan Romawi. Kelak Romawi akan menjadi kekaisaran yang menghancurkan Kartago.
Namun, Jupiter mengingatkan Aeneas akan takdirnya dan memerintahkannya meninggalkan Dido. Dido yang patah hati membangun tumpukan kayu dan mengutuk Aeneas. Ia bersumpah bahwa Kartago akan terus berperang dengan rakyat Aenaes. Ia pun kemudian naik ke tumpukan kayu tersebut dan bunuh diri.
Setelah berlayar keluar dari Kartago, Aeneas melihat kota itu untuk terakhir kalinya dan melihat api. Sang pahlawan tidak menyadari bahwa itu adalah Dido yang terbakar di atas tumpukan kayu. Badai menyebabkan mereka berlayar kembali ke Sisilia, tempat Aeneas mengadakan ritual pemakaman untuk menghormati ayahnya.
Aeneas memutuskan untuk meninggalkan perempuan dan anak-anak di Sisilia di kota baru yang diperintah oleh Acestes, sesama orang Troya.
Tiba di Italia dan berperang
Aeneas dan anak buahnya akhirnya tiba di Italia, mendarat di Cumae, sebelah utara Teluk Napoli. Dia meminta Sibyl untuk membawanya ke dunia bawah sehingga bisa berbicara dengan ayahnya, Anchises.
Dia setuju tetapi pertama-tama memintanya untuk menemukan cabang emas di pohon dan menguburkan Misenus, seorang kawan yang tenggelam. Aeneas menyelesaikan tugas-tugas ini dan kemudian dibawa ke dunia bawah.
Di sana ia bertemu Dido, pahlawan Troya, dan ayahnya di Field of the Blessed. Anchises menjelaskan penciptaan alam semesta dan makna kehidupan. Akhirnya, mereka menyaksikan parade besar orang-orang Romawi yang berbaris menuju terang kehidupan.
Setelah kembali dari dunia bawah, Aeneas dan anak buahnya berlayar ke Sungai Tiber. Latinus, raja Latium, menyambut mereka. Dia menawarkan putrinya Lavinia untuk dinikahkan dengan Aeneas. Namun, Juno menurunkan utusannya, Allecto, untuk menimbulkan masalah.
Pertama, Allecto membujuk Ratu Amata untuk menolak pernikahan tersebut. Selanjutnya, dia menyebabkan Turnus, seorang pangeran dari wilayah tetangga, memulai perang dengan Troya. Langkah terakhirnya adalah memulai pertarungan antara penduduk Latium dan kelompok pemburu Troya.
Aeneas melakukan perjalanan ke desa Pallenteum (Bukit Palatine). “Di sana Raja Evander memberitahunya bagaimana Hercules menyelamatkannya dan memberitahunya tentang Mezentius. Ia adalah seorang Etruria yang telah disingkirkan oleh rakyatnya dan diberi perlindungan oleh Turnus,” tambah Miate.
Dia menasihati Aeneas bahwa tidak ada orang Etruria yang membiarkan diri mereka diperintah oleh orang Italia. Ia menyuruhnya pergi bersama putranya Pallas untuk mengeklaim kepemimpinan tentara yang berperang melawan orang Latin. Venus membujuk Vulcan untuk membuat baju besi baru untuk Aeneas.
Aeneas memerintahkan Troya untuk menutup gerbang mereka dan menolak berperang. Mereka mematuhinya bahkan ketika Turnus dan anak buahnya menyerang kamp mereka. Turnus akhirnya masuk ke kamp Troya.
Setelah membunuh beberapa prajurit Troya, dia terpaksa mundur dan kembali ke anak buahnya. Pallas dibunuh oleh Turnus dan ritual pemakaman diadakan untuknya. Orang-orang Latin memohon kepada Aeneas untuk melakukan gencatan senjata agar mereka dapat mengumpulkan jenazah pasukannya.
Dia setuju dan mengklarifikasi bahwa hal terakhir yang dia inginkan adalah perang. Aeneas menawarkan untuk menemui Turnus dalam pertarungan satu lawan satu, jadi tidak ada orang lain yang harus mati.
Setelah banyak perdebatan, orang-orang Latin setuju. “Namun, ketika Aeneas mendekati kota, Turnus memanggil pasukannya untuk berperang,” Miate menambahkan. Turnus menunggu penyergapan hingga Aeneas melewatinya. Kedua pasukan bergerak menuju satu sama lain.
Turnus menuntut untuk menemui Aeneas dalam pertempuran. Aeneas membuat perjanjian dengan Latinus, bahwa pemenangnya akan menikahi Lavinia. Jika Aeneas dikalahkan, Troya akan mundur dengan damai dan menetap di Pallenteum.
Sekali lagi, Juno punya rencana lain dan menyebabkan Aeneas terluka oleh anak panah. Setelah disembuhkan oleh ibunya, dia kembali berperang. Jupiter dan Juno berdamai, dan Juno akhirnya berdamai dengan takdir Romawi.
Turnus dibunuh oleh Aeneas, dan, setelah menikah dengan Lavinia, Aeneas mendirikan kota Lavinium. Putranya Ascanius menjadi penerusnya kelak. Ascanius kemudian mendirikan Alba. Sekitar 400 tahun kemudian, Romulus mendirikan Roma dari Alba Longa.
Aeneas menjadi dewa dalam mitologi Romawi
Venus memohon kepada ayahnya, Jupiter, untuk menjadikan Aeneas sebagai dewa. Ia mengatakan bahwa Aeneas pernah ke dunia bawah dan selamat.
Jupiter setuju dan Venus melakukan perjalanan ke Sungai Numicus dan memintanya untuk membersihkan bagian fana Aeneas. Venus kemudian mengurapi tubuhnya dengan wewangian ilahi. Ia mengoleskan bibir putranya dengan nektar dan ambrosia, menjadikannya dewa.
Bangsa Romawi menghormatinya dengan kuil dan altar. Sedangkan dalam mitologi Yunani, Aeneas merupakan salah satu pahlawan dalam Perang Troya.