Sejarah di Balik Krisis Kekaisaran Romawi, Pergolakan Politik Berdarah

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 3 September 2023 | 09:00 WIB
Sejarah di balik krisis Kekaisaran Romawi kuno. (History Skills)

Sentimen publik di Roma ditandai dengan meningkatnya ketidakpuasan terhadap kelas penguasa. Pajak Maximinus Thrax yang menindas untuk mendanai kampanye militernya telah menyebabkan kebencian yang meluas di kalangan masyarakat.

Ketidakpuasan ini menimbulkan dukungan terhadap Gordian, yang melambangkan kemungkinan adanya jenis pemerintahan yang berbeda.

Ketika Gordian dikalahkan, dan Senat memilih Balbinus dan Pupienus sebagai kaisar, reaksi masyarakat adalah ketidakpuasan dan keresahan.

Mereka menyukai Gordian III muda, yang mewakili keluarga Gordian yang mereka dukung sebelumnya. Senat, sebaliknya, berusaha mendapatkan kembali otoritas dan pengaruhnya di dalam kekaisaran.

Mereka melihat kerusuhan ini sebagai kesempatan untuk menegaskan kembali kekuasaannya, yang secara bertahap terkikis di bawah pemerintahan prajurit-kaisar Maximinus.

Terpilihnya Balbinus dan Pupienus merupakan upaya Senat untuk menguasai kekuasaan kekaisaran, sebuah tindakan yang pada akhirnya menyebabkan kejatuhan mereka karena permusuhan dari faksi-faksi kekuasaan lainnya.

Tentara memainkan peran penting dalam kekacauan politik. Pembunuhan Maximinus Thrax, dukungan awal untuk Gordian, dan deklarasi terakhir Gordian III sebagai kaisar, semuanya menunjukkan pengaruh besar yang dimiliki tentara.

Pengawal Praetorian muncul sebagai sebuah entitas yang kuat, menyoroti pergeseran dinamika kekuasaan di Roma. Tahun Enam Kaisar diselingi oleh berbagai peristiwa penting dan pertempuran yang membentuk jalannya sejarah Romawi.

Setiap peristiwa, yang ditandai dengan pergeseran dinamika kekuasaan dan perjuangan brutal untuk mendapatkan supremasi, memberikan gambaran sekilas tentang kekacauan dan ketidakstabilan yang menjadi ciri Kekaisaran Romawi pada tahun 238 M.

Pertempuran Kartago

Salah satu pertempuran besar pada periode ini adalah Pertempuran Kartago, yang menandai akhir tragis pemerintahan Gordian I dan Gordian II.

Setelah suku Gordian dinyatakan sebagai kaisar di Afrika, sebuah langkah yang sebagian besar didukung oleh penduduk setempat, berita tersebut dengan cepat sampai ke Maximinus Thrax.