Mereka bahkan menggeledah beberapa kapal lainnya, melepaskan penumpang dan kapal itu sendiri, tanpa terluka.
Sang bajak laut kemudian mengambil jalur ke kota A Coruna di Galicia. Di sana, dia membakar kapal lain kemudian mengubah arah ke Cadiz.
Di sana, Burla Negra tenggelam. Dia ditangkap di darat di Gibraltar dan dibawa ke Cadiz untuk diadili.
Akhirnya Benito dan krunya dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.
Bajak laut terakhir dalam sejarah Spanyol mengucapkan selamat tinggal
Eksekusinya dilakukan di Cadiz pada tanggal 30 Januari 1830. Menjadi seorang bajak laut tidak memungkinkan dia untuk meminta belas kasihan.
Dia mungkin sadar bahwa tidak ada yang bisa membantunya dan tidak ada yang bisa menyelamatkannya.
Catatan eksekusinya mengatakan bahwa kata-kata terakhirnya adalah “Sampai jumpa, semuanya.” Dan dengan itu, salah satu bajak laut terakhir dalam sejarah Spanyol itu mati dengan senyuman puas di wajahnya.
Benito de Soto kemudian dikenang sebagai pemberontak yang melawan tatanan sosial yang tidak adil, seperti bajak laut Karibia satu abad sebelumnya.
Namun alih-alih memiliki tujuan politik atau sosial, Benito benar-benar mengejar kekayaan.
Kisah transformasi Benito de Soto dari penjahat kejam menjadi pahlawan pemberontak adalah contoh bagaimana kisah bajak laut dieksploitasi.
“Baik untuk kepentingan sejarah maupun komersial,” tulis Sarah Craze di laman Pursuit.