Benito de Soto, Kisah Bajak Laut Terakhir dalam Sejarah Spanyol

By Sysilia Tanhati, Rabu, 6 September 2023 | 07:00 WIB
Sejarah Spanyol penuh dengan legenda tentang bajak laut terkenal. Salah satunya adalah Benito de Soto. Ia menjalani kehidupan yang singkat, melanggar aturan dan batasannya setiap hari. (G. Carlotto)

Nationalgeographic.co.idSejarah Spanyol penuh dengan legenda tentang bajak laut terkenal. Sebagian adalah kisah nyata dan lainnya hanya khayalan. Ada beberapa bajak laut Spanyol yang menjadi tokoh terkenal di daerah asalnya.

Salah satu bajak laut terkenal yang diketahui dari sejarah Spanyol adalah Benito de Soto. Ia menjalani kehidupan yang singkat, melanggar aturan dan batasannya setiap hari.

“Benito dikenal sebagai bajak laut yang berbahaya, pelaut yang terampil, dan pemberontak sejati,” tulis Natalia Klimczak di laman Ancient Origins.

Benito lahir di Galicia pada tanggal 22 April 1805. Sebagian besar sumber menyatakan bahwa dia berasal dari kota Pontevedra atau salah satu desa dekat kota itu.

Beberapa juga berpendapat bahwa sebuah desa di wilayah A Coruna mungkin adalah kampung halamannya.

Benito Soto Aboal tumbuh di dekat Samudra Atlantik. Di mana pun ia tinggal semasa kecil, hidupnya dipenuhi dengan laut, pelaut, dan kisah petualangannya.

Ketika ia masih kecil, Eropa didominasi oleh Napoleon Bonaparte yang perangnya mengubah lanskap Eropa selamanya.

Bagaimana seorang pelaut jujur bisa berubah menjadi bajak laut?

Benito terkenal di perairan. Ia terkenal sebagai salah satu penjarah paling terorganisir pada masanya dalam sejarah Spanyol. Namun kariernya sebagai bajak laut tidak berumur panjang.

Benito bergabung dengan sisi gelap pekerjaan di lautan karena nasib menyedihkan di kapal tempat ia bekerja. Dia beralih ke pembajakan laut setelah bertahun-tahun menjadi pelaut yang baik.

Tidak diketahui secara pasti berapa usianya saat mulai bekerja di kapal. “Kemungkinan besar ia memulainya saat masih remaja atau bahkan lebih muda,” tambah Klimczak.

Catatan sejarah Spanyol menunjukkan bahwa ia bertugas di kapal budak Argentina “Defensor de Pedro”.

Lalu pada tahun 1827, Benito memimpin pemberontakan di kapal itu bersama rekan kapalnya. Ketika beberapa awak kapal tidak mau bergabung dengannya, dia mengirim mereka dengan perahu terbuka.

Benito kemudian memutuskan untuk mengganti nama kapalnya menjadi Burla Negra dan menyeberangi lautan menuju Karibia.

Di sana ia menemukan korban pertamanya—sebuah kapal kargo budak. Setelah itu, Benito berlayar ke selatan dan merampok setiap kapal yang dianggap berharga. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan kapal Amerika, Inggris, Portugis, dan Spanyol.

Setelah aktivitasnya di dekat pantai Amerika Selatan, ia mendapat ide yang lebih baik. Benito memutuskan untuk mencari tempat terbaik untuk menunggu kapal-kapal yang datang kembali dari Asia. Terutama dari kawasan perdagangan kaya di India.

Pembajakan kapal Morning Star

Dalam sejarah Spanyol, Benito de Soto adalah pria kejam yang tidak menunjukkan belas kasihan. Dia mungkin dibutakan oleh keinginan untuk menjadi kaya.

Kisah paling terkenal tentang bajak laut ini adalah serangannya terhadap kapal bernama Morning Star.

Menurut Authentic Account of Piratical Proceedings on Board the Bark Morning Star, serangan itu terjadi pada tanggal 19 Februari 1828 di lepas Pulau Ascension.

Benito menenggelamkan banyak kapal dan membunuh banyak orang sendirian. Ketika dia menangkap Morning Star, sebagian besar krunya dibunuh dan semua wanitanya diperkosa.

Benito ingin memastikan semua bukti tindakannya hilang. Maka dia memutuskan untuk menenggelamkan kapal dengan orang-orang yang terkunci di dalamnya.

Namun, kapalnya tidak tenggelam dan orang-orangnya diselamatkan oleh kapal dagang. Itu adalah awal dari akhir bagi bajak laut kejam Benito de Soto.

Setelah Morning Star, mereka membajak kapal Amerika bernama Topaz dan membantai awak kapal.

Mereka bahkan menggeledah beberapa kapal lainnya, melepaskan penumpang dan kapal itu sendiri, tanpa terluka.

Sang bajak laut kemudian mengambil jalur ke kota A Coruna di Galicia. Di sana, dia membakar kapal lain kemudian mengubah arah ke Cadiz.

Di sana, Burla Negra tenggelam. Dia ditangkap di darat di Gibraltar dan dibawa ke Cadiz untuk diadili.

Akhirnya Benito dan krunya dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.

Bajak laut terakhir dalam sejarah Spanyol mengucapkan selamat tinggal

Eksekusinya dilakukan di Cadiz pada tanggal 30 Januari 1830. Menjadi seorang bajak laut tidak memungkinkan dia untuk meminta belas kasihan.

Dia mungkin sadar bahwa tidak ada yang bisa membantunya dan tidak ada yang bisa menyelamatkannya.

Catatan eksekusinya mengatakan bahwa kata-kata terakhirnya adalah “Sampai jumpa, semuanya.” Dan dengan itu, salah satu bajak laut terakhir dalam sejarah Spanyol itu mati dengan senyuman puas di wajahnya.

Benito de Soto kemudian dikenang sebagai pemberontak yang melawan tatanan sosial yang tidak adil, seperti bajak laut Karibia satu abad sebelumnya.

Namun alih-alih memiliki tujuan politik atau sosial, Benito benar-benar mengejar kekayaan.

Kisah transformasi Benito de Soto dari penjahat kejam menjadi pahlawan pemberontak adalah contoh bagaimana kisah bajak laut dieksploitasi.

“Baik untuk kepentingan sejarah maupun komersial,” tulis Sarah Craze di laman Pursuit.