Darius Agung, Penguasa Cemerlang dari Kekaisaran Persia Akhemeniyah

By Sysilia Tanhati, Senin, 11 September 2023 | 14:33 WIB
Darius I, juga dikenal sebagai Darius Agung (Darius the Great), adalah raja ketiga di Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Di masa kepemimpinannya, Kekaisaran Persia Akhemeniyah mencapai puncak kejayaannya. (Public Domain)

Kemajuan di Kekaisaran Persia Akhemeniyah selama pemerintahan Darius Agung

Kekaisaran Persia Akhemeniyah mengalami banyak kemajuan pada masa pemerintahan Darius Agung. Ia mendirikan 20 provinsi dengan seorang archon (gubernur) ditugaskan di masing-masing provinsi. Daerah tetangga membayar upeti tetap; jumlah yang cukup besar ditetapkan oleh komisi pejabat kepercayaan Darius.

Darius Agung juga memperbaiki sistem hukum pemerintahan Persia Akhemeniyah. Ia menggunakan Hammurabi Babilonia sebagai model dan menyalin beberapa undang-undangnya sepenuhnya.

Hukum ditegakkan oleh para hakim kekaisaran. Korupsi merupakan hal yang pantang dilakukan oleh hakim di masa itu. Darius mencopot pejabat sebelumnya dan menggantikan mereka dengan orang baru yang setia kepadanya.

Walaupun hukuman yang diberikan mungkin tampak brutal, mulai dari mutilasi hingga membutakan mata, keadilan tidak bisa diabaikan. Hukuman bergantung pada sifat dan tingkat keparahan kejahatan. Sistem baru ini terbukti populer, bahkan setelah kematian Darius, beberapa undang-undang masih digunakan pada tahun 218 Sebelum Masehi.

Proyek ekonomi dan pembangunan selama pemerintahan Darius Agung

Selama masa pemerintahannya, Darius melakukan proyek konstruksi yang mengesankan di seluruh Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Di Susa, ia membangun kompleks istana di bagian utara kota, yang menjadi tempat tinggal favoritnya.

Sebuah proyek besar di Persepolis menyusul. Persepolis adalah kompleks istana yang meliputi markas militer, perbendaharaan, markas raja, dan wisma. Selain istana, Darius juga menyelesaikan proyek pembangunan Koresh Agung (Cyrus the Great) yang sebelumnya belum selesai di Pasargadae. Di Mesir, ia membangun banyak kuil dan memulihkan kuil-kuil yang sebelumnya telah dihancurkan.

Darius memperkenalkan mata uang universal baru, darayaka, sekitar sebelum tahun 500 Sebelum Masehi. “Inovasi ini memudahkan pengumpulan pajak atas tanah, ternak, dan pasar, sehingga meningkatkan pendapatan kekaisaran,” Cristian menambahkan.

Untuk lebih meningkatkan perekonomian dan membantu para pedagang, sistem bobot dan ukuran standar baru diperkenalkan.

Peninggalan Darius Agung bagi Kekaisaran Persia Akhemeniyah

Usai kekalahan di Marathon, Darius tak mau menyerah pada mimpinya menaklukkan Yunani kuno. Dia bersumpah untuk mengumpulkan pasukan yang lebih besar untuk melawan Yunani.

Istana Darius Agung di Persepolis, Iran. (Bernard Gagnon)

Setelah 3 tahun persiapan, terjadi pemberontakan di Mesir kuno yang hanya memperburuk kondisi kesehatannya. Darius meninggal pada bulan Oktober 486 Sebelum Masehi. Jenazahnya dikebumikan di Naqsh-e Rustam, di sebuah makam yang telah disiapkannya sebelumnya, sesuai dengan kebiasaan raja-raja Persia.

Setelah kematiannya, takhta diwarisi oleh putra sulung hasil pernikahannya dengan Atossa, Xerxes I.

Pemerintahan Darius adalah salah satu episode terpenting dalam sejarah Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Penaklukan militernya memperluas wilayah Persia.

Secara internal, reformasi yang dilakukannya meningkatkan vitalitas kekaisaran. Beberapa perbaikannya masih bertahan hingga saat ini. Misalnya undang-undangnya yang menjadi dasar hukum Iran.