Apakah Kota Troya yang Terkenal dalam Mitologi Yunani Benar-Benar Ada?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 20 September 2023 | 21:00 WIB
Penyair epik Yunani, Homer, menuliskan kisah tentang Kota Troya. Apakah kota ini benar nyata atau hanya legenda dalam mitologi Yunani belaka? (Kerstiaen de Keuninck/Broel Museum )

Schliemann menggali – dan menghancurkan – lapisan-lapisan Troya Zaman Perunggu (1700-1200 Sebelum Masehi). Hal tersebut dilakukan hingga ia mencapai tempat yang sekarang dikenal sebagai Troy II. Troy II adalah sebuah kota yang lebih dari 1.000 tahun lebih tua dari Troya dalam Iliad.

“Jika Anda melihat peta penggalian, ada celah di tengahnya yang bertuliskan 'Istana yang dihilangkan oleh Schliemann'. Dia menemukan Istana Priam lalu menghilangkannya,” kata Eric Clein, seorang sejarawan dan arkeolog. Menurut Clein, Schliemann menemukan sekaligus menghancurkan Troya.

Kota Zaman Perunggu yang megah

Kota Troya dimulai sebagai permukiman sederhana sekitar tahun 3000 Sebelum Masehi. Kota tersebut tumbuh dan berkembang dalam bidang perdagangan, pertanian, dan perikanan. Ditemukan ada sembilan tahap konstruksi utama sebelum kehancuran besar kota tersebut, sekitar tahun 1180 Sebelum Masehi.

Lokasi Troya secara luas diyakini sebagai situs Hisarlik di Turki. Kota yang diyakini Troya itu pada dasarnya adalah sebuah gundukan setinggi sekitar 30 meter. (Public Domain)

Namun, tidak ada teks kontemporer yang menggambarkan Troya. Dan ketika Schliemann berhasil menghancurkan sisa-sisa kota Raja Priam, kita hanya tahu sedikit tentangnya.

Sejarah Perang Troya dan jatuhnya kota di tangan Yunani (narasi Iliad) masih dipertanyakan. Namun kemudian Manfred Korfmann melakukan sebuah terobosan pada tahun 1990-an. Hingga saat itu, penggalian di Hisarlik hanya mengungkap sebuah kota kecil.

Korfmann dan timnya menemukan kota yang lebih rendah seluas 75 hektar: 15 kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

“Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa Troya memang sangat besar. Kota ini tentunya memiliki kepentingan supraregional,” tulis Korfmann dalam majalah Archaeology pada tahun 2004. “Bentengnya tidak ada bandingannya di wilayah yang lebih luas. Sejauh yang diketahui sampai sekarang, tidak ada bandingannya di Eropa Tenggara.”

Cline berpendapat bahwa Troya yang dijelaskan Homer sebenarnya bisa jadi merupakan gabungan dari Troy VI dan VIIa. Lapisan konstruksi keenam diperkirakan hancur karena gempa bumi.

Di sisi lain, Troy VIIa hampir pasti dihancurkan oleh pertempuran besar. Para arkeolog telah menemukan mata panah di sisa-sisa benteng tersebut. Jadi apakah ini bukti terjadinya Perang Troya dan bukan legenda dalam mitologi Yunani belaka?

Tidak ada yang yakin. “Jatuhnya Troy adalah bagian dari gambaran besar jatuhnya seluruh Zaman Perunggu,” katanya.