Pliny the Elder, Strabo, dan Vitruvius menggambarkan keindahannya yang mengukuhkan posisinya di antara Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Hanya deskripsi ini dan sisa-sisa pecahan dari segelintir patung yang tersisa yang menunjukkan keberadaannya.
Bangunan ini masih berdiri pada zaman Romawi, namun pada milenium berikutnya bangunan ini mengalami kerusakan. Tidak ada sumber dalam sejarah dunia yang menjelaskan bagaimana atau mengapa hal ini terjadi. Para ksatria Perang Salib menggunakan sisa-sisa dari Mausoleum untuk membangun Kastel Bodrum di dekatnya.
Patung Zeus di Olympia
Nasib serupa juga menimpa Patung Zeus di Olympia. Patung ini dilapisi lempengan emas dan gading. Konon tingginya mencapai 14 meter. Dibangun sekitar abad ke-5 Sebelum Masehi oleh arsitek terkenal Yunani Phidias. Phidias mungkin adalah pematung Yunani kuno terhebat. Ia juga menciptakan patung Athena Parthenos yang dulu berdiri di Acropolis.
Nasib pasti dari Patung Zeus tidak diketahui. Patung Zeus adalah salah satu keajaiban yang paling sulit ditelusuri melalui catatan sejarah dunia. Kuil Zeus masih ada di sana pada tahun 391 Masehi ketika Theodosius menghancurkan semua kuil kafir di Kekaisaran Romawi. Tapi tidak ada catatan yang jelas setelahnya.
Kemungkinan besar kuil itu hancur ketika kuil itu sendiri terbakar pada tahun 400-an. Patung Zeus dipercaya disembunyikan di Konstantinopel, lalu dipasang kembali sebelum dibakar lagi. Tapi tidak ada bukti yang mendukung hal tersebut.
Patung Zeus seakan-akan menghilang begitu saja dalam sejarah dunia.
Kuil Artemis di Efesus
Turki modern juga menjadi tuan rumah bagi keajaiban lainnya: Kuil Artemis di Efesus. Efesus dulunya merupakan bagian dari Yunani kuno. Artemis adalah dewi berburu Yunani dan memiliki asosiasi yang kuat dengan bulan dan remaja perempuan. Ia sangat dihormati di seluruh wilayah Yunani kuno.
Penduduk Efesus memandang Artemis sebagai semacam dewi pelindung, sangat mirip dengan pemujaan rakyat Athena terhadap Dewi Athena. “Itulah sebabnya mengapa mereka membangun sebuah kuil besar untuk sang dewi,” ujar Hewitt.