"Memulai serangan terhadap Yom Kippur, hari paling suci dalam Yudaisme, tampak seperti sebuah strategi yang sangat cerdik yang dilakukan oleh orang-orang Mesir dan Suriah," terang Robert McNamara, penulis sejarah di ThoughtCo.
"Namun hal ini terbukti menguntungkan bagi orang-orang Israel, karena negara tersebut pada dasarnya ditutup pada hari itu. Ketika ada panggilan darurat bagi unit militer cadangan untuk melapor, sebagian besar personel berada di rumah atau di sinagog dan dapat melapor dengan cepat."
Kedatangan Irak di Suriah
Perang Yom Kippur dibuka dengan penyerangan yang berlangsung pada hari ke-10 Ramadan. Tentara Mesir dan Suriah yang mayoritas beragam Islam juga berpuasa, tetapi dengan gigihnya untuk bertempur menghadapi Israel.
Di Dataran Tinggi Golan yang merupakan milik mereka sebelum Perang Enam Hari, Suriah menyerang dari udara dan menggunakan artileri pada barisan depan Israel, kemudian diikuti tank.
Barisan tentara Suriah bagian selatan di Golan akhirnya berhasil menerobos, dan pertempuran berlangsung sengit. Israel terbukti mampu bertahan dan maju melawan Suriah. Sampai pada 10 Oktober, Suriah didorong untuk kembali ke garis gencatan senjata tahun 1967--di luar Golan.
Tidak berhenti di situ, Israel pun melancarkan serangan balik dengan melampaui garis gencatan senjata. Tiba-tiba, tank Irak datang ke tempat kejadian dan langsung menyerang tank-tank Israel. Sontak, serdadu Israel terpaksa mundur dan kehilangan 80 tank.
Di sini, Suriah mendapatkan kembali keunggulan dalam Perang Yom Kippur. Akan tetapi, tentara Israel segera merebut Gunung Hermon yang membuat Dataran Golan dikuasai. Di sini, Israel dapat meletakkan artileri jarak jauh yang punya hulu tembak mencapai pinggiran Damaskus.
Pertempuan Mesir-Israel di Semenanjung Sinai
Sedangkan di Mesir, mereka menggunakan meriam air yang dipasang pada kendaraan lapis baja. Meriam ini digunakan untuk melubangi dinding pasir yang dibangun Israel, sehingga tank dapat lewat pada 6 Oktober. Semua kendaraan perang Mesir berhasil melintasi Teusan Suez dari peralatan Uni Soviet.
Israel sempat mencoba melakukan serangan balik terhadap Mesir, tetapi upaya pertama mereka gagal. Kegagalan ini juga karena tidak dapat didukung oleh pesawat tempur yang sedang mengalami kendala.