Gerbang Ishtar: Simbol Kemegahan Kota dalam Sejarah Babilonia

By Sysilia Tanhati, Senin, 13 November 2023 | 11:43 WIB
Dalam sejarah Babilonia, Gerbang Ishtar adalah pintu masuk utama ke Kota Babel. Gerbang ini menyiratkan bahwa Babilonia dilindungi dan dipertahankan oleh para dewa dan sebaiknya musuh tidak melawannya. (Radomir Vrbovsky)

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah Babilonia, Gerbang Ishtar adalah pintu masuk utama ke Kota Babel. Gerbang ini dibangun atas perintah Raja Nebukadnezar II (605-562 SM). Pembangunannya merupakan bagian dari sang raja untuk menciptakan salah satu kota paling indah dan kuat di dunia kuno.

Gerbang ini dilapisi batu bata lapis lazuli yang akan membuat fasadnya bersinar seperti permata. Barisan relief singa, naga, dan auroch yang melambangkan dewa-dewa yang perkasa yang berprosesi. Gerbang ini menyiratkan bahwa Babilonia dilindungi dan dipertahankan oleh para dewa dan sebaiknya musuh tidak melawannya.

Penemuan gerbang kuno pada tahun 1902 oleh arkeolog Jerman Robert Koldewey disambut dengan kekaguman. Rekonstruksinya pada tahun 1930 mengungkapkan kemegahan arsitektur gerbang termegah dalam sejarah Babilonia itu.

Gerbang Ishtar bukan sekadar simbol pencapaian pembangunan bangsa Babilonia. Gerbang megah ini melambangkan keyakinan agama dan adat istiadat Kekaisaran Babilonia yang pernah berkuasa.

Gerbang Ishtar: simbol kemegahan Babilonia dan visi Nebukadnezar

Raja Nebukadnezar II (605 SM-562 SM) memerintahkan pembangunan Gerbang Ishtar pada sekitar tahun 575 SM. Pembangunan tersebut merupakan bagian dari rencananya untuk mempercantik ibu kota kekaisarannya.

Di bawah pemerintahan Nebukadnezar II, Babilon menjadi salah satu kota paling indah dalam sejarah dunia kuno. Dia memerintahkan rekonstruksi lengkap wilayah kekaisaran, termasuk membangun kembali Etemenanki ziggurat (Kuil Marduk). Selain itu, Taman Gantung Babilonia konon dibangun untuk istrinya yang rindu kampung halaman, Amyitis.

Tiamat dan Marduk dalam Mitologi Babilonia. (Public Domain/wikimedia Commons)

“Gerbang Ishtar tingginya hampir 12 meter dan memiliki ruang depan yang luas di sisi selatan,” tulis Joanna Gillan di laman Ancient Origins. Atap dan pintunya terbuat dari kayu cedar. Sedangkan batu bata di sekelilingnya dilengkapi dengan ubin enamel yang diperkirakan terbuat dari lapis lazuli. Lapis lazuli adalah batu semi mulia berwarna biru tua yang dianggap berharga sejak zaman dulu karena warnanya yang pekat.

Melalui pos jaga terdapat Jalan Prosesi, koridor beraspal bata merah dan kuning sepanjang lebih dari 800 meter. Dinding setinggi lebih dari 15 meter di setiap sisinya. Dindingnya dihiasi dengan lebih dari 120 gambar singa, banteng, naga, dan bunga, terbuat dari ubin berenamel kuning dan coklat. Terdapat prasasti berisi doa dari Raja Nebukadnezar kepada dewa utama Marduk.

Setiap tahun, patung dewa Marduk diarak melalui Gerbang Ishtar dan menyusuri Jalan Prosesi untuk perayaan Tahun Baru.

Penggambaran dewa di Gerbang Ishtar