Menelusuri Danau Tondano, Lokasi Minahasa Wakefest 2023 yang Punya Kekayaan Alam dan Budaya

By Yussy Maulia, Rabu, 15 November 2023 | 14:11 WIB
Danau Tondano, Sulawesi Utara. (Shutterstock)

1. Tomohon

Jika ingin menikmati suasana pusat kota yang penuh keberagaman, Kota Tomohon dapat menjadi pilihan. Jaraknya sekitar 40 menit dari Danau Tondano dan hanya 20 menit dari Bandara Sam Ratulangi Manado.

Bagi pencinta alam, Tomohon memiliki Gunung Lokon yang punya nuansa alam indah. Selain itu, terdapat juga Danau Linau yang airnya mengandung belerang.

Sementara itu, untuk atraksi dan hiburan, kota ini rutin menggelar festival tahunan bertajuk Festival Bunga Tomohon. Menjadi salah satu gelaran terbesar dan teramai di Tomohon, festival ini menampilkan karnaval karangan bunga yang tumbuh di daerah tersebut.

Event itu sudah digelar sampai 11 kali. Itulah yang membuat Tomohon berkembang lebih pesat dari kota madya lain. Resornya banyak, kafenya semakin banyak. Bahkan, kini banyak kafe di kota yang dibangun menghadap ke Gunung Lokon,” ungkap Sizzy.

Masyarakat juga bisa mencicipi kuliner klappertaart, yaitu kue khas Manado yang berbahan dasar kelapa dan merupakan buah akulturasi budaya Minahasa dan Belanda. Kue ini biasanya disajikan dalam banyak rasa, seperti cokelat, keju, dan buah-buahan.

Baca Juga: Wastra Pinawetengan, Tenun Leluhur yang Bergulat dengan Zaman

2. Benteng Moraya

Menurut catatan sejarah, Kota Tondano dikenal sebagai salah satu gerbang masuk pasukan Belanda ke Indonesia. Benteng Moraya menjadi salah satu bukti peninggalan pasukan Belanda di Tondano.

Sizzy menceritakan, Benteng Moraya dibangun oleh masyarakat Minahasa untuk mempertahankan daerahnya dari serangan Belanda. Sebelum dijadikan monumen seperti sekarang, Benteng Moraya terbuat dari bambu dan kayu.

“Di sekitar benteng itu, ada kumpulan waruga-waruga atau kuburan kuno yang terbuat dari batu. Di sana banyak juga pohon-pohon yang sudah menjadi batu (fosil). (Pohon) itu cantik-cantik sekali,” ujarnya.

Baca Juga: Marie Thomas dan Anna Warouw, Si 'Kembar' Pelopor Dokter Perempuan di Indonesia