Menelusuri Danau Tondano, Lokasi Minahasa Wakefest 2023 yang Punya Kekayaan Alam dan Budaya

By Yussy Maulia, Rabu, 15 November 2023 | 14:11 WIB
Danau Tondano, Sulawesi Utara. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id – Danau selalu menjadi daya tarik wisata alam. Contohnya, Danau Tondano yang menjadi ikon kebanggaan masyarakat Minahasa.

Danau Tondano sudah lama menjadi salah satu daya tarik wisata di Sulawesi Utara. Sampai saat ini, pembangunan di sekitar danau masih terus dilakukan, mulai dari perbaikan jalan, pemugaran penginapan, hingga pembukaan kafe-kafe dan restoran di sekitar jalan menuju danau.

Sebentar lagi, Danau Tondano akan menjadi lokasi pelaksanaan Minahasa Wakefest 2023, yakni sebuah pertandingan olahraga air yang memperlombakan cabang wakeboarding dan wakesurfing

Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Minahasa Sizzy Matindas mengatakan bahwa keputusan dijadikannya Danau Tondano sebagai venue Minahasa Wakefest 2023 sesuai dengan fokus pemerintah setempat untuk mengembangkan danau sebagai destinasi sport tourism.

“Sekitar 15-20 tahun lalu, Danau Tondano itu sempat menjadi tempat latihan para atlet wakeboarding dan ski air. Tapi, (kegiatan latihan itu) hilang begitu saja,” cerita Sizzy kepada tim National Geographic Indonesia.

Baca Juga: Si Manis dari Danau Tondano, Manado

“Jadi, selama sekian tahun, orang-orang tidak tahu kalau pernah ada (olahraga) ski air di Danau Tondano,” lanjutnya.

Sebagai informasi, Danau Tondano merupakan danau terluas di Sulawesi Utara. Luasnya kurang lebih mencapai 4.200 hektare, serta diapit oleh pegunungan dan padang rumput hijau yang membentang luas di sekitarnya.

Bagi masyarakat di kawasan sekitarnya, air Danau Tondano merupakan sumber kehidupan. Mereka memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk berkebun dan bertani. Tak sedikit pula masyarakat yang menebar karamba—bilah bambu yang digunakan untuk budidaya ikan—di tepian danau.

“Kalau di Danau Tondano, masyarakat bisa berenang, memancing, dan bersepeda keliling danau. Ada juga kegiatan hiking dengan pemandangan air terjun dan pegunungan, serta tur bird watching yang bisa dicoba,” jelas Sizzy.

Baca Juga: Uluna, Surga Tersembunyi di Minahasa

Bagi masyarakat yang suka menjelajah, kawasan di sekitar Danau Tondano menawarkan banyak spot yang menarik untuk dikunjungi. Berikut rekomendasinya.

1. Tomohon

Jika ingin menikmati suasana pusat kota yang penuh keberagaman, Kota Tomohon dapat menjadi pilihan. Jaraknya sekitar 40 menit dari Danau Tondano dan hanya 20 menit dari Bandara Sam Ratulangi Manado.

Bagi pencinta alam, Tomohon memiliki Gunung Lokon yang punya nuansa alam indah. Selain itu, terdapat juga Danau Linau yang airnya mengandung belerang.

Sementara itu, untuk atraksi dan hiburan, kota ini rutin menggelar festival tahunan bertajuk Festival Bunga Tomohon. Menjadi salah satu gelaran terbesar dan teramai di Tomohon, festival ini menampilkan karnaval karangan bunga yang tumbuh di daerah tersebut.

Event itu sudah digelar sampai 11 kali. Itulah yang membuat Tomohon berkembang lebih pesat dari kota madya lain. Resornya banyak, kafenya semakin banyak. Bahkan, kini banyak kafe di kota yang dibangun menghadap ke Gunung Lokon,” ungkap Sizzy.

Masyarakat juga bisa mencicipi kuliner klappertaart, yaitu kue khas Manado yang berbahan dasar kelapa dan merupakan buah akulturasi budaya Minahasa dan Belanda. Kue ini biasanya disajikan dalam banyak rasa, seperti cokelat, keju, dan buah-buahan.

Baca Juga: Wastra Pinawetengan, Tenun Leluhur yang Bergulat dengan Zaman

2. Benteng Moraya

Menurut catatan sejarah, Kota Tondano dikenal sebagai salah satu gerbang masuk pasukan Belanda ke Indonesia. Benteng Moraya menjadi salah satu bukti peninggalan pasukan Belanda di Tondano.

Sizzy menceritakan, Benteng Moraya dibangun oleh masyarakat Minahasa untuk mempertahankan daerahnya dari serangan Belanda. Sebelum dijadikan monumen seperti sekarang, Benteng Moraya terbuat dari bambu dan kayu.

“Di sekitar benteng itu, ada kumpulan waruga-waruga atau kuburan kuno yang terbuat dari batu. Di sana banyak juga pohon-pohon yang sudah menjadi batu (fosil). (Pohon) itu cantik-cantik sekali,” ujarnya.

Baca Juga: Marie Thomas dan Anna Warouw, Si 'Kembar' Pelopor Dokter Perempuan di Indonesia

3. Kampung Jawa Tondano

Masa penjajahan Belanda juga melahirkan Kampung Jawa Tondano atau yang biasa disebut dengan Jaton. Saat ini, Kampung Jaton menjadi salah satu kampung wisata yang diunggulkan di Sulawesi Utara.

Kampung Jaton biasanya ramai dikunjungi saat hari besar umat Islam, seperti Ramadan dan Idul Fitri. Wisatawan dapat mengunjungi masjid dan makam ulama-ulama besar hingga mencicipi berbagai hidangan khas Jawa.

4. Gua-gua peninggalan Jepang

Tondano juga pernah menjadi tempat persinggahan Jepang pada zaman penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan gua-gua peninggalan Jepang di kawasan Tondano.

“Lokasinya banyak di pegunungan. Ada yang berupa gua dangkal, tetapi ada juga yang tembus sampai ke dalam (bukit) seperti terowongan, bahkan sampai bercabang-cabang,” kata Sizzy.

Menurut Sizzy, beberapa gua juga memiliki ruangan yang didesain layaknya kamar tidur, lengkap dengan tempat penyimpanan yang sudah kosong.

“Sementara ini, kami sedang membuat program kerja sama dengan Jepang untuk mencari tahu apa tujuan dibangunnya gua-gua tersebut,” imbuhnya.

Baca Juga: Fosil Paru-paru Ikan Purba Raksasa Ditemukan, Usianya 66 Juta Tahun

Jadi venue untuk Minahasa WakeFest 2023

Kekayaan alam dan budaya di sekitar Danau Tondano yang melimpah merupakan potensi besar bagi perkembangan pariwisata Indonesia. Terlebih, Danau Tondano akan menjadi tuan rumah  Minahasa WakeFest 2023 yang akan diadakan pada 24-26 November 2023.

Mengusung slogan “Lake Tondano, Home for Everyone”, festival ski air dan wakeboard tersebut digadang-gadang menjadi kegiatan olahraga terbesar di Sulawesi Utara.

Menyambut festival itu, Sizzy mengatakan pihaknya bersama Pemerintah Daerah terus melakukan berbagai persiapan. Salah satunya, membersihkan tanaman-tanaman liar yang tumbuh di perairan danau, termasuk eceng gondok.

“Selain itu, Danau Tondano telah sekian lama dijadikan untuk tempat (menebar) karamba ikan. Jadi, kami mengajak nelayan dan marinir untuk membersihkan (karamba) itu,” ujar Sizzy.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Minahasa Wakefest 2023, Tondano Siap Tunjukkan Pesonanya

Penyelenggaraan Minahasa WakeFest 2023 juga melibatkan masyarakat setempat. BPPD telah menyediakan booth-booth gratis untuk pedagang lokal yang ingin berjualan selama festival berlangsung.

“Kami juga melibatkan mahasiswa dari Universitas Negeri Manado sebagai liaison officer (LO) yang mendampingi peserta dan atlet nanti,” kata Sizzy.

Minahasa WakeFest 2023 merupakan event internasional pertama yang digelar di Danau Tondano. Oleh sebab itu, Sizzy mengatakan, event tersebut diharapkan mampu menambah daya tarik Danau Tondano sebagai destinasi sport tourism berskala internasional.

“Berkat WakeFest, terjadi percepatan pembangunan (di Danau Tondano). Kami tentu senang (karena) ternyata dengan adanya event ini, ada bantuan (pembangunan) dari Pemerintah Provinsi,” kata Sizzy.