Sejarah Dunia Kuno: Bagaimana Alexander Mendapat Gelar "Agung"-nya?

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 20 November 2023 | 09:00 WIB
Alexander Agung dalam sebuah detail mosaik. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Mungkin tidak ada tokoh dunia dalam sejarah yang memiliki warisan sehebat Aleksander Agung. Dia adalah sang penakluk Kekaisaran Persia yang terkenal karena kehebatannya di medan tempur.

Warisannya yang abadi seolah hanya bisa disaingi oleh para nabi atau putra dewa yang diduga. Lantas, apa yang membuatnya menjadi 'Agung' lebih dari tokoh sejarah lainnya?

Penaklukan Aleksander dalam Sejarah Dunia Kuno

Aleksander Agung, atau Aleksander III dari Makedonia, lahir pada 355 SM. Ia dibesarkan di bawah bimbingan Aristoteles.

Ia mengambil alih kekuasaan pada 336 SM setelah pembunuhan ayahnya, yang mungkin saja melibatkan Aleksander atau tidak.

“Tindakan pertamanya adalah menumpas pemberontakan terhadap kekuasaannya di Yunani, yang berpuncak pada pembakaran kota Thebes di Yunani sebelum ia mengarahkan pandangannya ke kekaisaran Persia yang sangat besar,” tulis Nathan Hewitt, pada laman The Collector.

Operasi melawan Kekaisaran Persia membentang dalam rentang waktu yang panjang. Mencakup beberapa pertempuran paling legendaris di dunia kuno: Granicus, Issus, dan akhirnya Gaugamela.

Dalam rangka penaklukannya, Aleksander menguasai Mesir di mana ia mendirikan pondasi bagi beberapa kota terkenal, di antaranya adalah Alexandria.

Konflik internal melemahkan Kekaisaran Persia Akhemeniyah dan memberi peluang kepada Aleksander Agung untuk menyerang. ( Berthold Werner/Naples National Archaeological Museum)

Meskipun Raja Persia Darius III berhasil lolos dari pasukan Aleksander, akhirnya ia dikhianati dan tewas dibunuh oleh pasukannya sendiri. Aleksander kemudian menyerbu ibu kota Persia di Persepolis dan menghancurkannya menjadi puing-puing.

Aleksander mendirikan ibu kotanya sendiri di Babilonia. Dia terus menekan pemberontakan di Baktria dan Sogdiana serta dari para bangsawan Persia lainnya. 

Dia juga melancarkan operasi ke India, bertempur dalam pertempuran besar di Hydaspes melawan Raja Porus. Namun akhirnya berhenti di Sungai Hyphasis dan enggan melangkah lebih jauh.