Sejarah Dunia Kuno: Penemuan Sumeria yang Mengubah Kehidupan Manusia

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 22 November 2023 | 11:00 WIB
Bangsa Sumeria orang-orang yang inovatif, inventif, serta imajinatif. Jadi, tentu bukan tanpa alasan para sejarawan dan arkeolog menyebut Mesopotamia sebagai tempat lahirnya peradaban. (Wikipedia)

Asipu mempraktikkan pengobatan religius dan mengobati penyakit pasien mereka melalui resep agama (pengakuan dosa, memakai jimat untuk mengusir roh jahat, atau memberikan persembahan kepada dewa atau dewi yang tersinggung).

Meskipun kedua sekte dokter ini tampaknya bekerja dari filosofi yang berlawanan, tidak ada bukti bahwa yang satu lebih penting dari yang lain.

“Para sejarawan percaya bahwa mereka mungkin telah bekerja sama untuk menyembuhkan pasien secara fisik dan spiritual,” kata Lauren.

Para dokter Sumeria kuno menggunakan ramuan herbal, salep, dan pengobatan alami lainnya untuk mengobati berbagai penyakit. 

Merujuk tulisan pada tablet yang masih ada, para dokter memiliki pengetahuan tentang pengobatan untuk segala hal, mulai dari sakit dan nyeri ringan hingga kesehatan seksual pria dan wanita. 

Para dokter kuno juga memahami bahwa kebersihan dan kesehatan saling berkaitan. Para dokter akan membersihkan tangan mereka sebelum melakukan pemeriksaan atau operasi kecil.

Penemuan Teknologi Pertanian Bangsa Sumeria

Litograf kuno yang diperkirakan menggambarkan pertanian bangsa Sumeria Kuno. (History)

Satu hal yang tak boleh terlewat ketika sedang membahas penemuan Sumeria adalah teknologi pertanian. 

Bangsa Sumeria kuno menggunakan irigasi buatan untuk menyediakan air bagi pertanian. Awalnya, sistem irigasi terdiri dari kanal-kanal yang mengalirkan air dari sungai langsung ke ladang.

Di sekitar kota kuno Uruk, para arkeolog telah menemukan sisa-sisa kanal dan waduk besar. Pompa air yang dioperasikan dengan tangan yang disebut shaduf juga telah ada di wilayah ini sejak sekitar 3000 SM.

Menurut Lauren, tanah di wilayah ini cenderung mengering dan retak. Untuk mengatasinya, bangsa Sumeria menciptakan alat bajak sekitar 3000 SM. 

“Sebuah tim petani membantu mengarahkan bajak yang ditarik lembu. Satu orang menuntun hewan-hewan tersebut, yang lain menjatuhkan benih ke dalam parit, dan yang ketiga memandu bajak menembus tanah.”

Dalam tablet Petunjuk untuk Petani, kita juga dapat melihat pengetahuan luas yang dimiliki bangsa Sumeria tentang pertanian. 

Pertanian Sumeria juga jauh lebih maju daripada yang diyakini sebelumnya. Saluran air Sumeria mendahului konstruksi Romawi selama ratusan tahun. 

“Pengetahuan mereka tentang rotasi tanaman, pembajakan, dan kerja sama tim untuk mencapai keberhasilan dalam memproduksi biji-bijian yang berlimpah membuat bangsa Sumeria berbeda dengan peradaban-peradaban awal lainnya di dunia kuno,” jelas Lauren.