Tren Kecantikan Sejarah Dunia Kuno yang Aneh untuk Dunia Kini

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 4 Desember 2023 | 07:00 WIB
Keringat gladiator Romawi kuno digunakan untuk perawatan wajah dalam sejarah dunia kuno. (Arkeonews)

Nationalgeographic.co.id—Orang-orang selalu berusaha keras untuk tampil menarik selama berabad-abad. Dalam tren kecantikan sejarah dunia kuno nampaknya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan praktik-praktik mengejutkan dan sulit dipercaya di masa lalu. Salah satunya di Romawi kuno, keringat gladiator digunakan untuk perawatan wajah. Lalu, apa saja tren kecantikan unik dalm sejarah dunia kuno lainnya?

Krim Wajah dari Keringat Gladiator Romawi

Bangsa Romawi kuno dikenal karena kecintaan mereka pada kemewahan dan kesenangan. Tidak terkecuali wanita kaya. Salah satu tren kecantikan mereka yang paling aneh dan tidak biasa adalah fenomena penggunaan keringat gladiator untuk perawatan wajah.

Perawatan wajah ini dipercaya dapat memperbaiki warna kulit dan menjaga keremajaan. Keringat para gladiator yang sukses dianggap sebagai afrodisiak yang manjur. 

Di Roma Kuno, sebagian besar gladiator dihormati oleh masyarakat karena kehebatan fisik dan keterampilan bertarung mereka. Mereka sering bertarung sampai mati di depan penonton yang bersorak-sorai di Colosseum.

Semakin sukses seorang gladiator di arena, diyakini semakin kuat cairan tubuh mereka. Ternyata kesuksesan mereka benar-benar bisa menular pada Anda, atau begitulah yang diyakini orang Romawi.

Tidak diketahui secara pasti bagaimana atau kapan tren ini dimulai. Namun tak lama kemudian, wanita Romawi yang kaya raya mencari keringat para gladiator ini.

Keringat yang keluar dari tubuh mereka dikumpulkan dengan menggunakan alat yang disebut strigil. Alat ini digunakan untuk mengikis kotoran, keringat, dan minyak di budaya Yunani Kuno dan Romawi. Kadang-kadang dicampur dengan minyak zaitun. Kmudian dijual sebagai krim wajah kepada wanita Roma. 

Wajah keringat gladiator hanyalah salah satu dari banyak tren kecantikan yang memanfaatkan cairan tubuh mereka. Darah gladiator diyakini merupakan komoditas populer lainnya, yang juga dijual sebagai afrodisiak. Beberapa sejarawan bahkan melaporkan bahwa darah gladiator yang terluka atau terbunuh akan dicampur dengan anggur dan diminum. 

Meskipun merupakan praktik umum di Roma kuno, tren penggunaan keringat dan darah gladiator dalam produk kecantikan mungkin tampak biadab dan menjijikkan menurut standar saat ini. Namun, ini adalah contoh menarik tentang upaya orang-orang dalam mengejar kecantikan dan keremajaan.

Gigi Menghitam di Jepang Kuno

Menghitamnya gigi mungkin tampak menakutkan dan aneh bagi sebagian orang. Praktik kuno ini konon berasal dari Jepang. Namun ada kemungkinan hal itu muncul lebih awal dan di tempat lain.