Mitologi Yunani Diciptakan dari Kisah Nyata, Menjelaskan Aspek Manusia

By Ricky Jenihansen, Kamis, 28 Desember 2023 | 13:00 WIB
Mitologi Yunani diciptakan untuk menjelaskan aspek manusia berdasarkan kisah nyata. (Creative Commons)

Nationalgeographic.co.id—Orang Yunani yang imajinatif diyakini menciptakan mitologi Yunani berdasarkan kisah nyata untuk menjelaskan aspek manusia.

Mereka menciptakan mitologi Yunani agar bisa menjelaskan hampir setiap elemen kondisi manusia.

Seperti misalnya penciptaan dunia yang dijelaskan melalui dua cerita di mana seorang anak laki-laki merebut tempat ayahnya, Cronus dari Ouranos dan Zeus dari Cronus.

Kisah itu mungkin mengacu pada kisah nyata yang terjadi antara generasi dan anggota keluarga yang berbeda.

Para dewa Olympian yang dipimpin oleh Zeus dua kali mengalahkan sumber kekacauan yang diwakili oleh para Titan dan Raksasa.

Dewa-dewa ini kemudian mengatur nasib manusia dan terkadang ikut campur secara langsung, baik secara menguntungkan maupun sebaliknya.

Memang benar, pandangan bahwa suatu peristiwa bukanlah keputusan manusia, dibuktikan lebih lanjut oleh dewa Takdir (Fate) dan Takdir yang spesifik (Destiny).

Penjelasan mitologis lebih lanjut tentang sifat kehidupan yang tampaknya acak adalah dewa buta Pluto yang membagikan kekayaan secara acak.

Para dewa mitologi Yunani juga menggambarkan bahwa pelanggaran ringan akan dihukum, misalnya Prometheus karena mencuri api dan memberikannya kepada manusia.

Asal usul keterampilan lain seperti kedokteran dan musik juga dijelaskan sebagai anugerah 'ilahi', misalnya Apollo mewariskan pengetahuan pengobatan kepada putranya, Asklepios, untuk kepentingan manusia.

Terakhir, konsep abstrak tertentu juga diwakili oleh dewa-dewa tertentu, misalnya Keadilan (Dike), Perdamaian (Eirene), dan Keabsahan Hukum (Eunomia). Ini juga diyakini berasal dari kisah nyata yang diimajinasikan.

Kemudian, para pahlawan yang paling terkenal, seperti Hercules, Achilles, Jason, Perseus, dan Theseus, semuanya memiliki orang tua Dewa dan karenanya menjembatani kesenjangan antara manusia dan dewa.