Sejarah Kalender: Bagaimana Peradaban Kuno Menentukan Bulan, Musim, dan Tahun

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 29 Desember 2023 | 10:00 WIB
Sejarah kalender sudah berlangsung lama dibuat oleh nenek moyang peradaban manusia. Sistem kalender diperlukan untuk menentukan waktu dan durasi. Salah satu sistem kalender tua adalah yang digunakan bangsa Aztek yang punya sistem menarik. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Leluhur kita di setiap peradaban menyadari bahwa benda-benda di langit bisa diprediksi terbit dan terbenamnya. Mereka pun mulai menghitung berapa lama kehadiran dan ketiadaan mereka di langit.

Hitungan itu pun memprediksi fenomena alam lainnya yang berkaitan seperti musim dan cuaca. Acap kali, benda langit seperti matahari, bulan, planet, dan bintang, dipetakan untuk menuntun jalan peradaban kuno leluhur kita.

Tidak jarang juga, karena penghitungan atas benda-benda langit punya momen yang sama dengan perubahan di alam dan lingkungan, leluhur peradaban kuno kita membumbuinya dengan mitos. Itu sebabnya, astrologi yang berhubungan dengan waktu tertentu dalam sejarah kalender diciptakan, walau seiring perkembangan zaman ditinggalkan.

Bagaimana pun, prediksi terhadap edar benda langit menciptakan sistem kalender yang berbeda-beda di setiap peradaban. Beberapa peradaban mengandalkan matahari, bulan, atau bintang untuk menciptakan sistem kalendernya masing-masing.

Kalender tertua dalam sejarah

Sistem kalender sangat penting bagi peradaban manusia. Pada masa awal sejarah kalender, komunitas peradaban manusia yang menetap perlu penanggalan yang menjadi penentu waktu  kegiatan peribadatan agama, pesta atau festival, durasi politisi menjabat, dan cocok tanam atau panen pada pertanian.

Sejarah kalender dengan penghitungan kompleks diperkirakan muncul sejak zaman mesolitikum, berdasarkan temuan arkeolog. Para arkeolog pernah menjumpai susunan batu yang diperkirakan berfungsi untuk penghitungan waktu di situs Wurdi Youang, Australia, berumur 11.000 tahun. Kalender tertua berikutnya diketahui di Warren Field, Skotlandia yang berumur 10.000 tahun.

Namun, kalender pertama yang menggunakan rumus matematika yang matang berasal dari Zaman Perunggu di Timur Dekat kuno (Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan Iran). Sistem kalender matematis diyakini muncul seiring dengan perkembangan sistem penulisan di Sumeria.

Sistem kalender kemudian berkembang di sekitar peradaban Timur Tengah seperti Mesir, Asyur, dan Elam. Kelak, sistem penghitungan mereka akan terwariskan hingga hari ini yang memiliki banyak basis penghitungan.

Teks pada Kalender Kairo halaman rto VIII; dalam persegi panjang yang ditumpangkan dengan tulisan ta (K.N Rosandrani)

Mesir, sebagai salah satu peradaban kuno, memiliki sejarah kalender dengan sistem berdasarkan siklus bulan. Kemudian mereka beralih sistem berdasarkan letak Sirius, bintang besar yang berada di rasi bintang Canis Major.

Bangsa Mesir kuno menyadari bahwa bintang Sirius terbit di sebelah matahari setiap 365 hari yang sepantaran dengan periode di mana setiap tahunnya Sungai Nil menggenang. Dari sini, mereka menciptakan sistem kalender yang rumit yang dirancang untuk 365 hari. Sistemnya cukup rumit dan diperkirakan penggunaannya sejak 3100 SM.