Di Balik Kendaraan Listrik Perkotaan, Pekerja Tambang Bertaruh Nyawa

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 2 Januari 2024 | 17:58 WIB
Mobil listrik di Indonesia tidak hanya bermasalah dari segi bahan baku produksinya, tetapi juga keselamatan pekerja tambang sumber daya penopang bahan bakarnya. Perlu ada solusi yang mengimbangi antara target Indonesia bebas karbon dan keselamatan kerja. (Ivan Radic/Flickr)

Muhammad Habib dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan di Al Jazeer bahwa Indonesia tidak bisa mengabaikan permasalahan sosial dan ketenagakerjaan di industri pertambangan. Pengabaian ini bisa berdampak negatif secara langsung untuk terhadap investasi asing yang diusahakan oleh pemerintah.

"Pembeli kini lebih sadar akan unsur sosial dan lingkungan dari produk yang mereka beli," ujarnya. "Hal ini mendorong dunia usaha untuk menginvesatasikan lebih banyak waktu dalam melakukan uji tuntas terhadap kondisi sosial dna lingkungan di negara mereka ingin berinvestasi...dan begitu pula pemerintahnya."

Permasalahan kendaraan listrik dari segi lingkungan dan produksi bahan baku merupakan hal yang rumit. Memang, ketika digunakan oleh konsumen, kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi karbon sebanyak kendaraan konvensional.

Akan tetapi, permasalahan produksi bahan bakar yang menopang kendaraan listrik, berimbas dengan masifnya pemakaian mobil listrik.

Ada berbagai macam sumber daya tenaga listrik yang mungkin bisa meminimalisasi kecelakaan kerja, alih-alih terus bergantung pada pertambangan batu bara yang berbahaya bagi pekerja. Sumber ini patut diperhitungkan demi komitmen Emisi Nol Bersih dan keselamatan kerja.