Apakah ini 100% tidak benar atau tidak, itu masih merupakan pemikiran yang menakutkan. Penggalian arkeologi kemudian mengungkap sisa-sisa kerangka 1.500 korban meninggal akibat wabah tersebut.
Para ilmuwan yakin di Lazaretto menyimpan lebih banyak sisa-sisa daripada yang mereka temukan pada saat itu. Sampai hari ini, tulang-tulang manusia yang hangus masih terdampar di pantai Poveglia.
Tidak mengherankan jika para nelayan menjauhi Poveglia karena takut tulang-tulang manusia tercabut dari jaring mereka.
Wabah datang lagi sekitar tahun 1777. Kali ini, Poveglia menjadi satu-satunya lokasi pos pemeriksaan bagi kapal-kapal yang akan melewati Venesia untuk urusan bisnis.
Hakim Kesehatan memutuskan bahwa siapa pun yang menunjukkan gejala wabah akan dikarantina di Pulau Poveglia. Venesia adalah pusat perdagangan dan menjadi sasaran penyakit yang tak terhitung jumlahnya selama ini.
Oleh karena itu, setiap kapal yang menuju Venesia harus menjalani pemeriksaan yang ketat, yang sering kali menyebabkan penundaan dan perselisihan.
Pada 1790, dua perahu gagal lulus ujian, sehingga Poveglia dikenal sebagai “Pulau Kematian” untuk kedua kalinya.
Di bawah pemerintahan Napoleon, pulau itu secara permanen digunakan untuk tujuan koloni isolasi sampai rumah sakit ditutup pada tahun 1814.
Poveglia Ditinggalkan
Orang-orang Venesia meninggalkan pulau itu pada tahun 1868 setelah pihak berwenang Venesia memutuskan tidak perlu lagi memiliki tempat karantina.
Warga Venesia juga sepakat bahwa mereka tidak lagi harus berurusan dengan bau mayat yang terbakar dan korban wabah penyakit. Pulau itu pada dasarnya ditinggalkan, dibiarkan membusuk.
Masa lalu kelam pulau ini menjadikannya salah satu tempat paling berhantu di catatam sejarah dunia. Banyak legenda dan cerita hantu yang menghantui pulau ini.