Catatan sejarah Mesir kuno dan temuan arkeologi menunjukkan bahwa beberapa anggota keluarga kerajaan Mesir memang menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan.
Misalnya, Raja Tutankhamun, salah satu firaun paling terkenal, diyakini memiliki banyak masalah kesehatan. Analisis modern terhadap jenazahnya menunjukkan kondisi seperti langit-langit mulut sumbing, kaki pengkor, dan kelainan kerangka lainnya.
Studi genetik menunjukkan bahwa orang tuanya kemungkinan besar adalah saudara kandung, yang mungkin berkontribusi terhadap masalah kesehatannya.
Demikian pula mumi lain dari garis keturunan kerajaan telah menunjukkan tanda-tanda penyakit dan kelainan bentuk, yang mungkin disebabkan oleh praktik perkawinan campur.
Secara budaya, masyarakat Mesir kuno sadar akan konsep hereditas, terbukti dari penekanan mereka pada garis keturunan dan garis keturunan.
Namun pemahaman mereka tentang genetika dan penyakit keturunan belum secanggih pengetahuan saat ini.
Kemungkinan besar para firaun, yang termotivasi oleh keyakinan agama dan politik mereka, tidak sepenuhnya memahami potensi dampak kesehatan dari pernikahan saudara kandung.
Sosok lainnya yang melakukan perkawinan sedarah adalah Cleopatra VII, firaun wanita terakhir Kerajaan Ptolemeus Mesir.
Keluarga Ptolemeus merupakan sebuah dinasti Yunani yang memerintah Mesir setelah kematian Alexander Agung. Mereka dikenal karena perkawinan antar anggota keluarga untuk menjaga kemurnian garis keturunan dan mempertahankan cengkeraman mereka pada kekuasaan.
Cleopatra menikahi kedua adik laki-lakinya pada waktu yang berbeda, Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV.
Hubungannya dengan saudara-saudaranya, terutama Ptolemy XIII, penuh dengan intrik politik dan perebutan kekuasaan, yang berpuncak pada perang saudara dan akhirnya menjadi satu-satunya pemerintahannya.
Firaun Kerajaan Lama sebelumnya juga memberikan contoh pernikahan saudara kandung. Firaun Khufu, pembangun Piramida Agung Giza, diyakini telah menikahi saudara tirinya, Meritites.
Putra mereka, Firaun Khafre, yang menugaskan pembangunan piramida terbesar kedua di Giza dan Sphinx Agung, juga menikahi saudara perempuannya, Khamerernebty I.