Nationalgeographic.co.id – Surat Amarna adalah kumpulan tablet tanah liat yang ditulisi tulisan paku dalam sejarah Mesir kuno. Ditemukan pada akhir abad ke-19 di Amarna, ibu kota yang dibangun oleh Firaun Akhenaten.
Tablet-tablet ini memberikan gambaran mendetail tentang dinamika politik, ekonomi, dan sosial pada Akhir Zaman Perunggu, khususnya di kalangan kerajaan-kerajaan kuat dan negara-negara berkembang.
Kapan Surat Amarna Ditulis?
Surat Amarna terkait erat dengan Periode Amarna di Mesir kuno, masa perubahan politik dan agama yang mendalam.
Periode ini berlangsung kira-kira dari tahun 1353 SM hingga 1336 SM, ditandai dengan pemerintahan Firaun Akhenaten, yang sebelumnya dikenal sebagai Amenhotep IV.
Akhenaten paling terkenal karena transformasi radikalnya terhadap agama Mesir, mengalihkan fokus dari dewa-dewa tradisional ke penyembahan satu dewa Aten.
Revolusi agama ini mempunyai konsekuensi yang luas. Tidak hanya dalam bidang spiritual tetapi juga dalam aspek politik dan administratif kerajaan Mesir.
Pada tahun kelima pemerintahannya, sekitar tahun 1348 SM, Akhenaten mendirikan ibu kota baru, Akhetaten, yang sekarang dikenal sebagai Amarna.
Kota yang terletak di Mesir Tengah ini menjadi pusat ibadah Aten dan jantung politik Mesir pada masa pemerintahannya.
Pembangunan Amarna menandakan pergeseran signifikan dari pusat kekuasaan tradisional dan menjadi perwujudan fisik reformasi agama dan administrasi Akhenaten.
Periode Amarna bertepatan dengan masa pergolakan dan perubahan besar internasional di Timur Dekat kuno. Era ini menyaksikan kebangkitan dan kejatuhan beberapa kerajaan dan negara kota yang signifikan.
Surat-surat Amarna, yang berasal dari sekitar tahun 1360 SM hingga 1330 SM, memberikan gambaran tentang periode yang penuh gejolak.