Tanis, Kota yang Ditinggalkan Dulunya Pusat Agama Sejarah Mesir Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 29 Januari 2024 | 13:00 WIB
Tanis, kota yang hilang sebagai pusat keagamaan di sejarah Mesir kuno kini ditemukan kembali. (Public domain)

Seiring berjalannya waktu, Tanis berangsur-angsur ditinggalkan dan dilupakan, bangunan-bangunan megahnya kini menyerah pada pasir gurun.

Kota yang pernah menjadi mercusuar kekuasaan dan budaya di Mesir kuno ini menjadi kota hantu, keberadaannya hanya diketahui dalam catatan sejarah dan legenda.

Tanis, Kota yang Hilang Ditemukan Kembali

Setelah berabad-abad tidak dikenal, kota ini kembali terungkap dalam sejarah pada abad ke-19, menandai tonggak penting dalam bidang Egyptology.

Tanis pertama kali disebutkan di zaman modern oleh penjelajah dan sarjana Perancis Jean-François Champollion, pengurai Batu Rosetta, selama ekspedisinya ke Mesir pada tahun 1820-an.

Namun, penggalian sistematis baru dimulai pada akhir abad ke-19 dan dipimpin oleh Egyptologist terkenal Auguste Mariette.

Karya Mariette meletakkan dasar bagi eksplorasi masa depan, namun seluruh kekayaan arkeologi Tanis masih tersembunyi.

Terobosan paling signifikan terjadi pada awal abad ke-20 melalui karya Pierre Montet, seorang arkeolog Perancis.

Dikutip History Skills, Montet memulai penggaliannya di Tanis pada tahun 1929. Pekerjaannya yang cermat selama dekade berikutnya menghasilkan beberapa penemuan paling spektakuler dalam sejarah Egyptology.

Meskipun Perang Dunia II telah dimulai, Montet melanjutkan karyanya, mengungkap lebih banyak harta karun Tanis yang tersembunyi.

Penemuannya membawa kota yang hilang kembali ke dalam narasi sejarah, memicu minat baru terhadap sejarah dan budayanya.

Sejak masa Montet, banyak arkeolog mengikuti jejaknya, masing-masing berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang Tanis.