Pemilu di Sejarah Dunia Kuno, Pemungutan Suara dari Sorakan Terbanyak

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 13 Februari 2024 | 17:00 WIB
Berbeda dengan zaman modern, pemungutan suara dalam pemilu di sejarah dunia kuno sangat beragam. (History Extra)

Nationalgeographic.co.id—Pemilu sudah dilakukan masyarakat dalam catatan sejarah dunia kuno. Di zaman modern ini, warga negara demokrasi telah menggunakan berbagai metode dan teknologi untuk memberikan suara mereka pada hari pemilu.

Bagaimana masyarakat berpartisipasi dalam pemilu pada zaman dahulu?Para sejarawan telah mengumpulkan beberapa detail menarik dari Athena, salah satu negara demokrasi langsung pertama dan satu-satunya di dunia.

Kemudian dari Republik Romawi, sebuah negara kuasi-demokrasi di mana kelas terkaya memiliki pengaruh lebih besar daripada pekerja.

Baik di Athena maupun Roma, partisipasi dalam proses demokrasi. Kata Yunani dēmokratia berarti 'kekuatan rakyat', terbatas pada dēmos, yang merupakan warga negara laki-laki yang bebas. Perempuan dan budak tidak mempunyai hak suara.

Perwakilan Dipilih dengan Mesin Pengacakan

Dalam catatan sejarah dunia kuno, hanya ada sedikit pemilu di Athena.  Pasalnya, masyarakat Athena kuno tidak berpikir bahwa pemilu adalah cara paling demokratis dalam memilih pejabat.

“Agar demokrasi bisa memberikan kekuasaan penuh kepada rakyat untuk menjalankan segala sesuatunya, dan bukan hanya orang kaya, Anda harus memilih orang secara acak.” kata Eric Robinson, profesor sejarah di Indiana University dilansir History.

Untuk memutuskan siapa yang akan bertugas di Dewan 500, badan utama pemerintahan Athena, orang Athena menggunakan sistem yang dikenal sebagai penyortiran.

Ada 10 suku di Athena dan masing-masing suku bertanggung jawab menyediakan 50 warga negara untuk bertugas selama satu tahun di Dewan 500 orang. 

Setiap warga negara yang memenuhi syarat diberi token yang dipersonalisasi dan token tersebut dimasukkan ke dalam mesin khusus yang disebut kleroterion yang menggunakan teknologi yang sudah lama hilang (melibatkan tabung dan bola) untuk memilih secara acak kontribusi setiap suku kepada dewan.

Satu Orang Satu Suara

Di Athena, semua hukum dan kasus pengadilan diputuskan oleh Majelis (ekklēsia), sebuah badan demokrasi besar di mana setiap warga negara laki-laki mempunyai suara.