Pemilu di Sejarah Dunia Kuno, Pemungutan Suara dari Sorakan Terbanyak

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 13 Februari 2024 | 17:00 WIB
Berbeda dengan zaman modern, pemungutan suara dalam pemilu di sejarah dunia kuno sangat beragam. (History Extra)

Republik Romawi meneruskan beberapa prinsip demokrasi Athena, namun membagi pemilih berdasarkan kelas dan menciptakan sistem yang menguntungkan kelompok kaya.

Bangsa Romawi mempunyai tiga majelis. Yang pertama disebut Majelis Centuriate, dan badan ini memilih jabatan tertinggi di Roma, termasuk Konsul, Praetor, dan Sensor, dan merupakan majelis yang bertanggung jawab untuk menyatakan perang. 

Pemungutan suara di Majelis Centuriate dimulai dari kelas terkaya dan penghitungan suara dihentikan segera setelah mayoritas dari 193 anggota badan tersebut tercapai.

Jadi jika semua orang kaya ingin RUU tersebut disahkan, atau Konsul tertentu dipilih, mereka dapat memilih sebagai sebuah blok dan mengesampingkan kelas bawah.

Dalam bahasa Latin, hak istimewa untuk memilih terlebih dahulu disebut praerogativa (meminta pendapat sebelum orang lain) dan merupakan akar kata prerogatif dalam bahasa Inggris.

Pemungutan Suara Rahasia dan Kampanye di Republik Romawi

Beberapa aspek pemilu di Republik Romawi masih ada hingga saat ini. Pemungutan suara di majelis dimulai seperti model Athena, dengan masing-masing anggota majelis mengangkat tangan dan memberikan suara di depan umum.

Seiring berjalannya waktu, menjadi jelas bahwa “sponsor” kaya menekan anggota majelis Romawi untuk memilih dengan cara tertentu, sehingga pemungutan suara harus dilakukan secara rahasia.

Pada tahun 139 SM, Roma memperkenalkan jenis pemungutan suara rahasia yang baru.

Sebuah tablet kayu dengan lapisan lilin di bagian luar, di mana para pemilih menulis suara di atas kertas lilin dan kemudian memasukkan seluruh tablet ke dalam kotak suara.

Kaum aristokrat sangat keberatan dengan hal tersebut karena mereka kehilangan sebagian kendalinya.

Jika Anda berpikir bahwa iklan kampanye merupakan gangguan baru-baru ini, para arkeolog telah menemukan ratusan contoh iklan kampanye kuno dan grafiti politik yang dicoret-coret di dinding Pompeii, Romawi kuno.