Pemilu di Sejarah Dunia Kuno, Pemungutan Suara dari Sorakan Terbanyak

By Hanny Nur Fadhilah, Selasa, 13 Februari 2024 | 17:00 WIB
Berbeda dengan zaman modern, pemungutan suara dalam pemilu di sejarah dunia kuno sangat beragam. (History Extra)

Dari 30.000 hingga 60.000 warga Athena, sekitar 6.000 orang secara rutin menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan Majelis. 

Majelis bertemu di amfiteater alami di puncak bukit yang disebut Pnyx, yang berasal dari kata Yunani yang berarti berkumpul rapat. Tempat tersebut dapat menampung antara 6.000 hingga 13.000 orang. 

“Orang-orang Yunani tidak menyelenggarakan pemilu seperti yang kita pikirkan, di mana kita memilih melalui surat atau pergi ke sekolah atau gereja untuk menyerahkan surat suara,” kata Del Dickson, profesor ilmu politik di Universitas San.

“Anda harus hadir secara fisik. Anda pergi dan berkumpul dengan warga lain dan  memutuskan masalahnya di hadapan Majelis pada hari itu," sambungnya.

Agenda harian Majelis ditetapkan oleh Dewan yang beranggotakan 500 orang, tetapi kemudian semua undang-undang dan kebijakan pemerintah dilakukan melalui pemungutan suara.

Pemungutan suara dilakukan dengan mengangkat tangan dan pemenang ditentukan oleh sembilan presiden (proedroi). Warga Athena sangat berhati-hati untuk menghindari segala kemungkinan kecurangan sistem. 

“Misalnya, sembilan penghitung suara dipilih secara acak di pagi hari tepat sebelum Majelis bersidang, jadi akan sangat sulit untuk menyuap mereka,” kata Robinson.

Ada beberapa posisi di Athena yang dipilih oleh Majelis, yang paling menonjol adalah jenderal militer.

Setiap tahun, 10 jenderal dipilih melalui pemungutan suara sederhana yang disukai atau tidak disukai oleh Majelis penuh.

Batu Digunakan sebagai Surat Suara Rahasia

Selain mengesahkan undang-undang, Majelis juga menjatuhkan putusan di semua pengadilan pidana dan perdata di Athena.

Alih-alih juri yang terdiri dari 12 orang, juri di Athena terdiri dari 200 hingga 5.000 orang.